Jumat, 27 April 2012

Olympic Preview: Men's and Women's Distance Freestyles -- April 27, 2012


By John Lohn

GILLETTE, New Jersey, April 26. AS we creep closer to the Olympic Games in London this summer, Swimming World will produce event-by-event previews of the action set to unfold. As part of this series, we'll not only look at the leading contenders in each event, we'll also provide a historical perspective on each discipline. This approach was successful in the leadup to the Beijing Games and we hope our readership enjoys the coverage for this Olympiad.

Event: Women's 800 Freestyle 
Adlington
Reigning Champion: Rebecca Adlington (Great Britain).
Past Champions: Debbie Meyer (1968); Keena Rothhammer (1972); Petra Thumer (East Germany); Michelle Ford (Australia); Tiffany Cohen (1984); Janet Evans (1988); Janet Evans (1992); Brooke Bennett (1996); Brooke Bennett (2000); Ai Shibata (2004); Rebecca Adlington (2008).
World Record: Rebecca Adlington (Great Britain) 8:14.10.
Notable: When Rebecca Adlington won the gold medal at the Beijing Olympics, she didn't just collect her second title of the Games, she took down Janet Evans' long-standing world record, a mark that had stood for nearly 19 years. Prior to winning the 800 free, Adlington took top honors in the 400 freestyle.

The Headliners: Racing in front of her home fans, Rebecca Adlington will be the favorite to capture the gold medal. Adlington is the defending champion and world-record holder and, for good measure, won the world title last year in Shanghai. She's already been under 8:20 this year, proof that she's on target for a repeat.

Denmark's Lotte Friis, who won the bronze medal at the 2008 Olympics, is expected to be one of the biggest challengers to Adlington. Friis was the silver medalist at the World Champs and was less than a second behind Adlington in Shanghai. A third European to watch is Spain's Mireia Belmonte, a multi-event standout whose profile has soared in the past few years.

For the United States, Chloe Sutton and Kate Ziegler are expected to be the top contenders, although their presence will require handling a difficult qualifying process. Sutton was the fourth-place finisher at the World Champs while Ziegler earned the bronze medal, capping a comeback from a few down years. Ziegler was once the world champion in this event.

A plethora of other athletes will be in the hunt for a berth in the championship final and, perhaps, a minor medal. China will look for Xin Xin to excel while Kylie Palmer will carry the banner for Australia. Also slated to race the 400 free in London, Palmer won the 800 free at the Aussie Trials with a time of 8:26.60.

What Else?: A pair of American youngsters could nail down bids to the 2012 Games -- Kathleen Ledecky and Gilliam Ryan. The teenagers appear to be the future of distance swimming for the United States, but might be the present as well. Meanwhile, the United States Trials will witness Janet Evans, a two-time Olympic champ in the event, try to rekindle the past.

Event: Men's 1500 Freestyle 
Reigning Champion: Ous Mellouli (Tunisia).
Past Champions: Henry Taylor (1908); George Hodgson (1912); Norman Ross (1920); Andrew Charlton (1924); Arne Borg (1928); Kusuo Kitamura (1932); Noboru Terada (1936); James McLane (1948); Ford Konno (1952); Murray Rose (1956); John Konrads (1960); Bob Windle (1964); Mike Burton (1968); Mike Burton (1972); Brian Goodell (1976); Vladimir Salnikov (1980); Michael O'Brien (1984); Vladimir Salnikov (1988); Kieren Perkins (1992); Kieren Perkins (1996); Grant Hackett (2000); Grant Hackett (2004); Ous Mellouli (2008).
World Record: Sun Yang (China) 14:34.14.
Notable: The history of the 1500 freestyle has been incredibly rich for Australia, which boasts eight gold medals in Olympic competition. The likes of Murray Rose, Kieren Perkins and Grant Hackett all rank as some of the greatest distance freestylers in history.

The Headliners: The conversation concerning the favorite for Olympic gold starts and stops with China's Sun Yang, the distance phenom who is continually improving and excels from the 200 distance on up. In capturing the gold medal at last year's World Championships, Sun used a phenomenal finish to check in with a world-record performance of 14:34.14.

A trio of names jump out in the tier below the Chinese superstar. Mellouli is the reigning Olympic champion, thanks to a victory over legend Grant Hackett, but will need to be much better than he was four years ago if he plans on pushing Sun. The silver medalist at the World Champs, Canada's Ryan Cochrane has been a consistent performer on the international stage and won the bronze medal in Beijing.

The third individual with prospects of giving Sun a battle is South Korea's Tae Hwan Park. Although Park is better known for his prowess in the 200 and 400 freestyles, the latter event landing Park a gold medal at the 2008 Olympics, Park produced a clocking of 14:47.38 earlier this year. Park, however, figures to be a bigger factor in the shorter freestyles.

From the Faroe Islands, Pal Joensen has etched out a quality portfolio on the international scene and was fourth at the World Championships. Also in contention for a medal will be Hungarian Gergo Kis, who was the bronze medalist at the World Champs in 14:45.66. For the United States, Chad La Tourette and Peter Vanderkaay are top names, but teenager Arthur Frayler is one to watch.

What Else?: It will be interesting to see what Sun Yang will be chasing when he races the 1500 free on the last day of Olympic competition. At that point, he could have already won medals in the 200 and 400 freestyles..(swimmingworldmagazine)

Mens 100m Butterfly Final - hombres 100m mariposa final Beijing 2008 Phe...

2011 FINA Worldchampionship Men's 200m Freestyle Final

Kamis, 26 April 2012

Pembinaan: PRSI Seleksi Perenang Remaja


Olivia Fernandez

JAKARTA, MAJALAH AKUATIK INDONESIA - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia mulai menyeleksi atlet muda, dan memulai pembinaan jangka panjang. Pembinaan jangka panjang itu diperlukan untuk memuluskan proses regenerasi, dan memudahkan atlet mencapai prestasi tertinggi.
"PRSI akan menyeleksi atlet  muda kelahiran tahun 1995 sampai tahun 2000, untuk dipersiapkan menjadi atlet nasional. Para atlet muda berbakat akan menjalani pembinaan jangka panjang dan pengujian rutin, untuk mengukur pencapaian masing-masing," kata Hartadi Nurtjojo, Kepala Pelatih Tim Renang Indonesia, Rabu (25/4/2012) di Jakarta.
Menurut Hartadi, seleksi itu akan digelar akhir April dan diikuti para perenang remaja dari seluruh Indonesia. Para perenang yang lolos seleksi, akan dikembalikan untuk berlatih di daerah masing-masing.
Namun, para pelatih di daerah akan dibekali dengan progam latihan yang harus diterapkan bagi anak latih mereka. Setiap beberapa bulan, para perenang remaja itu akan diuji dalam pertandingan untuk memantau kemampuan mereka.
"Pelatihan jangka panjang secara desentralisasi, diperlukan untuk menjamin munculnya bibit-bibit perenang di masa depan. Sistem ini juga akan meningkatkan kecepatan para perenang secara perlahan, sehingga mereka dapat  mencapai hasil bagus di olimpiade 2016," kata Hartadi.
Sistem desentralisasi diterapkan, karena KONI dan Kementrian Pemuda dan Olahraga belum menyiapkan dana untuk pelatnas jangka panjang.
Terlambatnya regenerasi pernah membuat prestasi renang Indonesia jeblok. Minimnya perenang unggul pernah terjadi antara angkatan Richard Sambera sampai ke angkatan Glenn Victor Sutanto di masa kini. (KOMPAS.com)

Glenn Victor Didorong Tembus Limit A Olimpiade


Glenn Victor

JAKARTA, MAJALAH AKUATIK INDONESIA - Perenang Glenn Victor Sutanto diharapkan dapat menembus limit A olimpiade, dalam Kejuaraan Renang Malaysia Terbuka, pada 3-6 Mei mendatang. Jika tidak mampu, Glenn didorong untuk mencapai waktu terbaiknya lagi.
"Kami terus meningkatkan intensitas latihan Glenn agar dapat menembus limit A olimpiade pada Bulan Juni di Kejuaraan Akuatik Asia Tenggara di Singapura. Jika Glenn  mampu melewati limit A olimpiade, hal itu akan menjadi prestasi bagi PRSI karena selama ini tidak ada perenang Indonesia yang mampu melewatinya," kata Hartadi Nurtjojo, kepala pelatih timnas renang Indonesia, Selasa (24/4/2012) di Jakarta. 
Glenn didorong untuk dapat menembus limit A olimpiade di nomor 100 meter gaya punggung. Di antara para perenang Indonesia, hanya Glenn yang catatan waktu terbaiknya terpaut kurang dari satu detik dari limit A olimpiade.
Selain Glenn, Hartadi berharap agar Indra Gunawan, perenang Indonesia yang sedang berlatih di Hongaria pada nomor 100 meter gaya dada, dapat meningkatkan catatan waktunya. Indra sudah melewati limit B olimpiade, dan diharapkan dapat lolos dari limit A.
"Indra pernah melewati limit A olimpiade tetapi saat itu memakai baju renang berteknologi tinggi, sehingga tidak diakui. Kami mendorongnya untuk mencapai waktu terbaik itu dengan pakaian renang biasa," kata Hartadi. (KOMPAS.com)

3 Perenang Didorong Lewati Limit B Olimpiade


Yessy Yosaputra

JAKARTA, MAJALAH AKUATIK INDONESIA- Tim renang Indonesia bersiap mengikuti kejuaraan renang Malaysia Terbuka pada 3-6 Mei, untuk memperbaiki catatan waktu setiap perenang. Tiga perenang didorong untuk mencapai limit B olimpiade, dan para perenang lain diharapkan dapat mendekati limit A olimpiade.
"Kami berharap Yessy Yosaputera, Enny Susilawati, dan Idham Dasuki dapat melewati limit B olimpiade. Jika ketiganya mampu mencapai waktu terbaik masing-masing, langkah untuk melewati limit B  akan lebih mudah," kata Hartadi Nurtjojo, kepala pelatih tim renang Indonesia, Selasa (24/4/2012) di Jakarta.
Catatan waktu terbaik Yessy di nomor 200 gaya punggung sudah mencapai 99,87 persen dari limit B olimpiade. Demikian juga catatan waktu terbaik Enny di nomor 100 meter gaya bebas, dan Idham di nomor 200 meter gaya dada yang sudah mencapai 99,8 persen dari limit B olimpiade.
Setelah SEA Games 2011, intensitas latihan perenang timnas Indonesia menurun, sehingga catatan waktu mereka turun drastis. Selama dua bulan ini, para pelatih menggembleng mereka agar kembali ke puncak penampilan. Ajang Malaysia Terbuka dijadikan tolok ukur pemulihan kondisi para perenang.
"Lebih mudah mengintensifkan latihan bagi Enny dan Idham karena mereka tidak terbebani masalah studi. Yessy masih terhambat ujian nasional sehingga intensitas latihan belum dapat maksimal," kata Hartadi. (KOMPAS.com)

16 Perenang Jabar Ikuti “Kuala Lumpur Open 2012”


Triadi Fauzi

BANDUNG, MAJALAH AKUATIK INDONESIA - Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Barat akan mengirimkan sebanyak 16 atletnya untuk mengikuti kejuaraan renang Asia “Kuala Lumpur Open 2012” pada awal bulan Mei mendatang.
Sekertaris Umum Pengda PRSI Jawa Barat, Verdia Yosef mengatakan, pada kejuaraan tersebut akan menjadi ajang tolok ukur bagi atlet renang Jawa Barat yang dipersiapkan untuk PON XVIII/2012 Riau.
“Kita harus mengirim atlet pada kejuaraan tersebut karena diikuti oleh perenang-perenang terbaik taraf asia bahkan dunia,” katanya di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Bandung, Selasa (24/4/12).
Nantinya atlet Jabar yang ikut akan diukur sejauh mana kondisi stamina dan kemampuan berenangnya seperti mengukur ritme air dan kayuhan kaki dan tangan. “Target kita tidak ada yang penting atlet bisa memperbaki waktu yang akan kita capai, karena pada tahapan periodisasi lanjutan ada target waktu yang ditetapkan untuk selanjutnya diperbaiki pada tahapan selanjutnya,” kata Yosef.
Diikutsertakannya para atlet Pelatda renang pada kejuaraan Kuala Lumpur Open ini juga, dijadikan sebagai ajang uji coba dalam menghadapi pelaksanaan PON XVIII?2012 Riau yang akan berlangsung kurang lebih empat bulan lagi.
Saat ini Pengda PRSI Jabar masih belum menargetkan perolehan medali pada PON Riau nanti, karena masih mengukur sejauhmana perkembangan para atletnya yang terus dipantau secara periodik.
“Pada PON XVII/Kaltim 2008 lalu kita meraih delapan medali emas. Namun, saat ini apakah memungkinkan atlet kita bisa naik seratus persen dalam empat tahun. Ini yang masih kita kaji secara logika, untuk mewujudkan supaya bisa mencapai seratus persen seperti PON Kaltim, diperlukan strategi dan kerja sama antara KONI Jabar, ketua PRSI, pelatih, dan atlet,”kata Yosef.
Selain sentralisasi, para atlet Pelatda renang juga akan diikutsertakan untuk mengikuti beberapa kejuaraan renang, hingga menjelang PON Riau 2012. “Setelah kejuaraan Kuala Lumpur open ini tidak akan ada kejuaraan lagi. Baru pada bulan Agustus ada kejuaraan di Hongkong, itu juga bertepatan dengan bulan puasa,”ujarnya.
Rencananya ke-16 atlet renang ini akan bertolak dari Kota Bandung ke Kuala Lumpur pada tanggal 1 Mei mendatang. “Para atlet akan berada di Kuala Lumpur selama satu minggu,”kata Yosef. (PIKIRAN RAKYAT ON LINE)**

Olimpiade 2012: Indonesia Berusaha Tambah Kuota Atlet


JAKARTA, MAJALAH AKUATIK INDONESIA- Indonesia terus berusaha menambah kuota atlet menuju Olimpiade 2012 di sisa 94 hari ini. Dari 30 tiket yang menjadi target Indonesia menuju London, kini baru 18 tiket yang benar-benar sudah digenggam oleh para atlet Indonesia.
Ke-20 tiket Olimpiade tersebut diperoleh dari cabor panahan yang mendapatkan satu tiket, bulutangkis (8), renang (4), angkat besi (5), dan yang terbaru dari anggar (1). Panahan baru meloloskan satu atletnya Ika Yuliana di nomor recurve putri setelah meraih emas pada Kejuaraan Asia di Teheran tahun lalu. Kemudian renang meloloskan empat perenangnya, yakni Glenn Victor (100 meter gaya kupu), Triadi Fauzi (200 meter gaya kupu) yang lolos melalui kejuaraan renang Singapura Terbuka 2011, lalu I Gede Siman Sudartawa (100 dan 200 meter gaya punggung), serta Indra Gunawan (100 meter gaya dada) melalui SEA Games XXVI/2011.
Bulutangkis dengan delapan atletnya yang lolos di empat sektor. Indonesia menembuskan dua wakilnya di tunggal putra, Simon Santoso dan Taufik Hidayat setelah keduanya berhasil masuk dalam jajaran 16 besar hingga akhir kualifikasi Olimpiade, sedangkan di ganda putra, putri, dan campuran hanya bisa menempatkan masing-masing satu wakil yang masuk dalam jajaran delapan besar dunia. Ganda putra diwakilkan oleh Bona Septano/Muhammad Ahsan, ganda putri oleh Greysia Polii/Meiliana Jauhari, serta di nomor campuran ada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Lima tiket tambahan lainnya diperoleh angkat besi pada Kejuaraan Asia di Korea awal April lalu. Pada kejuaraan tersebut, Indonesia mendapatkan lima tiket di kelas 56 kilogram, 62 kilogram, 69 kilogram, 72 kilogram. Kendati sudah mendapatkan lima tiket dari empat kelas, namun PB PABBSI hingga saat ini belum memutuskan siapa atlet yang akan dikirimkan ke Olimpiade nanti. Satu tiket tambahan terbaru datang dari anggar. Diah Permatasari yang turun di nomor sabel putri menambah satu kuota setelah mampu menembus babak kualifikasi Olimpiade di Wakayama, Jepang, akhir pekan lalu. Bagi anggar, ini merupakan penantian panjang, pasalnya mereka harus menunggu selama 26 tahun untuk bisa tampil kembali di Olimpiade.
Kini Indonesia masih mengejar peluang untuk menambah kuota menuju London. Pasalnya, dengan meloloskan semakin banyak atlet maka peluang untuk bisa merebut medali akan semakin banyak dan kesempatan untuk mempertahankan tradisi emas pun akan terjaga. ((PIKIRAN RAKYAT

Minggu, 22 April 2012

Jatim Tuan Rumah Kejurnas Renang


MAJALAH AKUATIK INDONESIA-Pengprov PRSI Jatim bakal punya gawe besar pada 18-20 Mei mendatang. Setelah sukses menggelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) renang 2012 pada 7-9 April lalu, kini Pengprov PRSI Jatim bersiap menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2012. Kepastian tersebut setelah PB PRSI memutuskan mencabut hak Riau sebagai tuan rumah dan memindahkan even tersebut ke Surabaya
Wakil Ketua Umum III PB PRSI Herlambang Wijaya mengkonfirmasi hal tersebut. Dia menyatakan PB PRSI telah memberikan kesempatan kepada Pengprov PRSI Riau untuk memberikan keputusan. "Pada tanggal 9 April lalu, kami telah mengundang para pengurus Pengprov PRSI Riau. Waktu itu, mereka meminta tambahan waktu selama tiga hari untuk mengambil keputusan, " ujarnya.
Dia juga menyatakan baru pada minggu ini, Pengrov PRSI Riau memberikan jawaban berupa ketidaksanggupan mereka menggelar even tersebut. Sehingga, PB PRSI mengalihkan status tuan rumah tersebut kepada Pengprov PRSI Jatim. Hal ini karena Pengprov PRSI Jatim menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah sejak Pengprov PRSI Riau santer dikabarkan
tidak sanggup menggelar even itu.
"Pada tanggal 16 April kemarin, Pengprov PRSI Riau memberikan jawaban mengenai ketidaksanggupan mereka menggelar even tersebut. Dan pada tanggal 17 April, PB PRSI memutuskan memberikan hak tuan rumah penyelenggaraan kejurnas kepada Jatim melalui SK No. 92/SJN/04.2012, " ungkapnya.  
Wakil Sekretaris Pengprov PRSI Jatim Reswanda T. Ade menyatakan gembira atas penunjukan ini. Dia menilai hal ini sebagai bentuk kepercayaan terhadap kinerja PRSI Jatim selama ini. "Tidak dipungkiri, jika Jatim memang yang paling siap menghelat even ini setelah Riau. Kita sukses menggelar Kejurnas dan KRAPSI tahun lalu. Selain itu, kita memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni kalau mengacu dari sisi non teknis, " ujarnya.
Dia menyatakan status tuan rumah akan memberi keuntungan tersendiri bagi Jatim. Karena tidak terkendala finansial, maka PRSI Jatim bisa menurunkan sebanyak mungkin perenang yang lolos limit kejurnas pada even yang digelar pada 18-20 Mei mendatang.   "Karena bermain di kandang sendiri, maka kita bisa menurunkan para perenang yang kemarin lolos limit kejurnas namun berada di posisi ketiga dan keempat. Sehingga, mereka bisa merasakan iklim kompetisi sesungguhnya. Para perenang ini, awalnya tidak akan kami sertakan ke Riau karena terkendala keuangan, " jelas pria yang juga menjabat sebagai manajer puslatda renang Jatim tersebutnya.
Pernyataan tersebut diamini oleh Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror. Abror menilai Jatim mendapat keuntungan menjadi tuan rumah kali ini. Dia menyatakan dengan statusnya sebagai tuan rumah, maka Jatim akan lebih leluasa untuk mengintip kekuatan lawan.   "Memang secara finansial, kita cukup terbantu atas pemindahan status tuan rumah ini. Namun, aspek yang paling penting adalah kita bisa leluasa mengintip kekuatan lawan yang berpotensi menjadi rival utama sebagai acuan strategi kita di PON nanti. Hal ini yang tidak bisa kita lakukan jika tidak menjadi tuan rumah, " terangnya. (pontianakpost)

Selasa, 17 April 2012

Atlit PRSI Sulsel Dikirim Latihan ke Kanada


Seluruh Biaya Ditanggung PRSI

MAKASSAR, UPEKS--Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), HM Sattar Taba, terus melakukan terobosan dalam meningkatkan prestasi olahraga Sulsel, khususnya dalam cabang olahraga renang.
Salah seorang atlit renang andalan Sulsel, bernama Selvy, akan dikirim ke Kanada untuk mengikuti beragam latihan. Selvy akan menetap di Kanada selama tiga bulan, dengan total biaya Rp195 juta. "Semuanya adalah tanggungan PRSI," tegas Sattar saat pelepasan di kantor Koni Sulsel, yang dihadiri Ketua Umum Koni Sulsel, Andi Darussalam (ADS).
Menurut Sattar, Selvy dipersiapkan untuk menghadapi PON di Riau mendatang. Selvy merupakan atlit renang Sulsel, yang telah sukses menyabet beberapa medali di PON di Balikpapan. Menurut Sattar, pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengangkat citra olahraga khususnya renang, sehingga Sulsel bisa dikenal sebagai lumbung atlit berprestasi, utamanya renang.
Bahkan kata dia, pihaknya akan mencoba membanguna kolam renang yang bertaraf internasional, sehingga atlit-atlit renang Sulsel, tidak lagi kesulitan mencari kolam renang untuk dipakai latihan. "Selama ini mereka hanya latihan di Tonasa Pangkep, yang memang memiliki kolam bertaraf internasional, namun kan kasihan jika mereka terus ke Pangkep karena terlalu jauh," tandasnya optimis.
Sementara Ketua Umum Koni Sulsel, ADS, sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Sattar. "Jika kita punya tujuh sosok seperti pak Sattar, maka saya yakin olahraga kita di Sulsel akan semakin baik. Prestasi akan terus kita ukir. Saya salut dengan beliau," tandasnya disambut aplaus pengurus Koni Sulsel yang hadir. (Ujungpandang ekspres)

Eindhoven Swim Cup: Ranomi Kromowidjojo Sets Another Textile Best; Mirjam de Koning-Peper Breaks Paralympic World Record


EINDHOVEN, MAJALAH AKUATIK INDONESIA-The Netherlands, April 15. A textile best and a Paralympic world record fell on the final day of what proved to be an outstanding 2012 edition of the Eindhoven Swim Cup.

Ranomi Kromowidjojo cleared the textile best in the women's 50 free with a sterling time of 24.10. The previous textile best had been shared by Inge de Bruijn and Fran Halsall with matching 24.13s. De Bruijn set her previous world record at the 2000 Sydney Olympics, while Halsall checked in with her time at the British Trials last month. With the swim, Kromowidjojo moved up to seventh in the all time rankings. It was her second textile best of the weekend, after downing the 100 free time earlier in the meet.

Marleen Veldhuis raced to second in 24.32, just besting her third-ranked season best of 24.33 from yesterday. Inge Dekker (24.64) and Hinkelien Schreuder (25.29) finished third and fourth in the splash-and-dash. 

In multi-class finals, Mirjam de Koning-Peper took the women's 50 free S6 division in 34.92, clipping her world record in the process. She previously held the record with a 34.94 from last year in Berlin.

Bruno Fratus moved to fourth in the world rankings in the men's 50 free with a scorching 21.87. Only James Magnussen (21.74), Cesar Cielo (21.85) and Florent Manaudou (21.86) have been faster. Stefan Nystrand placed second in 22.08 for 14th in the world rankings, while Sergey Fesikov picked up third in 22.40.

Nick Driebergen won the men's 200 back title in 1:57.96, jumping to 14th in the world rankings on the way. Lukas Rauftin placed a distant second in 2:01.62, while Sander Helderweirt took third in 2:02.45.

Francesco Pavone captured the men's 200 fly in 1:57.06 for 20th in the world rankings. Joeri Verlinden (1:59.81) and Simon Sjodin (2:01.11) rounded out the top three.

Sharon van Rouwendaal touched in 2:10.14 to win the women's 200 back crown. That effort pushed her to 21st in the world rankings. Annemarie Worst placed second in 2:12.82, while Kira Toussaint finished third in 2:13.02.

Lennart Stekelenburg topped the men's 100 breast in 1:01.04, while Joao Luis Gomez Jr. placed second in 1:01.62. Raphael Rodrigues finished third in 1:02.23. Jennie Johansson clipped Moniek Nijhuis, 1:08.29 to 1:08.50, for the women's 100 breast title. Joline Hostman finished third in 1:09.21.

Martina Granstrom claimed the women's 200 fly title in 2:09.09. Ida Marko-Varga (2:12.17) and Katarina Listopadova (2:15.47) finished second and third.

Julia Hassler won the women's 1500 free in 16:42.58, while Judith Stap took second in 17:01.04. Camilla Hattersley wound up third in 17:07.55. Job Kienhuis claimed the men's 1500 free in 15:11.77. Richard Nagy (15:36.72) and Stephen Milne (15:42.63) rounded out the top three.

In multi-class finals, Marc Evers won the men's 100 breast SB14 division title with a 1:11.90. Maurice Deelen posted a men's 100 breast SB8 win in 1:12.67, while Michel Tielbeke took the men's 100 breast SB12 division title in 1:14.85. Magda Toeters took home the women's 100 breast SB14 title in 1:22.13, while Lisa den Braber clocked a 1:38.41 for the women's 100 breast SB7 victory.

Michel Tielbeke won the men's 50 free S12 division in 26.83, while Maurice Deelen matched him with a 26.83 in the S8 division, just half-a-second off the world record of 26.45 set by China's Wang Xiaofu at the 2008 Beijing Paralympics. Olivier Victor van de Voort posted a 27.53 to win the men's 50 free S10 division, while Thijs van den End clocked a 29.09 for the men's 50 free S9 division win.

Chantal Molenkamp won the women's 50 free S10 division in 29.35, while Lisette Teunissen topped the women's 50 free S4 division in 46. 59

(swimmingworldmagazine)

Eindhoven Swim Cup: Ranomi Kromowidjojo Moves Into Top 10 All Time; Bastiaan Lijesen Posts World Leader - Race Footage Included -- April 14, 2012


EINDHOVEN, The Netherlands, MAJALAH AKUATIK INDONESIA-April 14. RANOMI Kromowidjojo remained on fire at the Eindhoven Swim Cup being held this week in long course meter format in The Netherlands.

A day after clocking a textile best in the women's 100 free, Kromowidjojo raced to second in the world with a 24.14 in the women's 50 free semis. Only Fran Halsall has been faster this year with a 24.13 from British Trials. Kromowidjojo's personal-best time jumped her to ninth all time in the event. 

Marleen Veldhuis qualified second in 24.33 for third in the world this year, while Inge Dekker (24.57) and Sarah Sjostrom (24.63) qualified third and fourth in the splash-and-dash. Dekker has been faster with a fourth-ranked 24.42, while Sjostrom jumped to seventh with that swim. During prelims of the women's 200 free, Sjostrom clocked a 1:58.77, three seconds back of her second-ranked 1:55.23 from British Trials. She scratched the finale.

Sjostrom cruised to victory in the women's 100 fly with a 58.08. That swim was well short of her world-leading 56.79 from the British Trials last month. Martina Granstrom placed second in 59.07, while Danielle Villars took third in 1:00.37.

Bastiaan Lijesen clocked a world-leading time of 24.79 in the men's 50 back, clearing the 24.81 set by Camille Lacourt in France last month. Lijesen pushed himself to 16th in the all-time rankings with his swim. Guilherme Guido finished second in 24.94 for fourth in the world this year, while Nick Driebergen touched third in 25.25.

Joeri Verlinden claimed the men's 100 fly crown in 52.07 for fifth in the world rankings. Gabriel Mangabeira placed second in 52.97, while Henrique Martins took third in 53.74.

Bruno Fratus moved to 11th in the world this year in the men's 50 free with a 21.99 in prelims, then clocked a 22.00 during semis for the top seed. Stefan Nystrand (22.19) and Sergey Fesikov (22.31) took second and third in semifinal qualifying.

Sebastiaan Verschuren clipped Dion Dreesens, 1:47.38 to 1:47.61, for the men's 200 free title. Verschuren moved up to 12th in the world with the swim, while Dreesens earned 18th. Arjen van der Meulen wound up third in 1:50.50.

Wendy van den Zanden won the women's 200 free finale in 2:00.44, while Rieneke Terink placed second in 2:00.60. Andrea Kneppers earned third in 2:00.62 in what proved to be a close top three. Sebas van Lith posted a 4:23.66 to claim the men's 400 IM title. Simon Sjodin (4:24.21) and Davy Verreussel (4:27.86) rounded out the top three in the event. Maaike de Waard and Annemarie Worst tied for the women's 50 back title with matching 29.44s. Esmee Bos picked up third in 29.52.

In multi-class finals, Marlou van der Kulk won the women's 200 free S14 event in 2:11.83. She doubled up with a 1:10.88 to win the women's 100 fly S14 division, while Chantal Molenkamp posted a 1:14.32 to win the women's 100 fly S10 division.

Mike van den Zanden clocked a 58.94 to win the men's 100 fly S10 division. Meanwhile, Marc Evers touched in 1:01.30 to win the men's 100 fly S14 division. Thijs van den End earned the men's 100 fly S9 division win with a 1:10.91. (swimmingworldmagazine)

Senin, 16 April 2012

Pakaian Renang Biarawati Seksi Kate Upton Menuai Protes



MAJALAH AKUATIK INDONESIA - Model bertubuh semok, Kate Upton, yang bermain sebagai biarawati seksi di film The Three Stooges menuai protes kalangan agama Katolik di Amerika Serikat (AS). Demikian diberitakan Daily Mail, Sabtu (14/4/2012).
Model berusia 19 tahun dan bertubuh semok ini dikenal sebagai model di Majalah  Sports Illustrated. Di film The Three Stooges, remaja kelahiran 10 Juni 1992 ini memainkan karakter Suster Bernice dan memakai pakaian renang lengkap dengan penutup kepala ala biarawati dan salib yang ada di belahan dadanya.
Namun, karakter dalam film komedi ini mendapat protes dari kelompok The Catholic League for Religious and Civil Rights yang didirikan pada tahun 1973 ini. Kelompok keagamaan ini menuduh perusahaan film 20th Century Fox melakukan hal yang serampangan dan jauh dari ide asli dari serial tersebut.
"Pada tahun 1950-an, Hollywood menghindari hal-hal seperti itu dan menghargai agama. Saat ini, mereka melakukan hal-hal yang kasar dan menghina agama Kristen khususnya Katolik," kata juru bicara Bill Donohue.
"Film ini bukan hanya sekadar menunjukkan pembuatan ulang namun memperlihatkan sesuatu yang menjadi penanda perubahan kultural yang signifikan dan perubahan itu sama sekali tidak bisa diterima," jelasnya.
Namun, 20th Century Fox menyerang balik dengan mengatakan alasan film itu dibuat. "Film ini tetap memiliki semangat yang sama dari serial yang asli dan para bintangnya. Ini adalah komedi slapstik," demikian ujar juru bicara Fox. (TRIBUNNEWS.COM)

Perenang Jatim ke luar negeri matangkan persiapan PON XVIII


Surabaya MAJALAHAKUATIKINDONESIA - Sebanyak 16 atlet renang Jawa Timur (Jatim) yang disiapkan menghadapi Pekan Olahraga Nasional XVIII/2012 akan mematangkan persiapan dengan menjalani latihan di luar negeri, yakni China dan Singapura.
Manajer Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Renang Jatim, Reswanda Tarsoni, ketika dihubungi wartawan di Surabaya, Minggu, mengatakan, sebanyak 12 atlet dijadwalkan berlatih ke China dan empat atlet lainnya dikirim ke Singapura.
"Kami ingin anak-anak mendapatkan iklim latihan yang berbeda dan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing atlet," katanya.
Program latihan di luar negeri tersebut direncanakan pada Mei dan telah mendapatkan persetujuan dari KONI Jatim.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga prioritas yang diberi kesempatan berlatih dan uji coba ke luar negeri, karena dibebani target sebanyak tujuh medali emas.
"Untuk merealisasikan target itu, kami harus mempersiapkan atlet dengan semaksimal mungkin karena persaingan di PON sangat ketat. Kami optimistis kemampuan anak-anak bisa meningkat setelah berlatih di luar negeri," ujar Reswanda.
Perenang andalan Jatim yang dikirim ke luar negeri antara lain Enny Susilowati, Febriani Ratna Marita dan Omar Suryaatmadja.
Beberapa waktu sebelumnya, Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jatim juga mengirim beberapa atlet puslatda untuk berlatih di China.
Ketua Harian PRSI Jatim Herlambang Wijaya menambahkan, pihaknya telah menjaring satu perenang tambahan di sektor putra, yakni Epifani Gunadi, untuk melengkapi kuota 16 atlet.
"Epifani kami tarik masuk puslatda setelah meraih prestasi bagus di ajang kejurda pekan lalu," ujarnya.
Perenang asal Klub Hiu Surabaya itu memiliki potensi bagus di nomor gaya dada jarak 50, 100 dan 200 meter, serta estafet.
Herlambang mengatakan, pesaing terberat Jatim untuk mengejar target tujuh medali emas akan datang dari perenang Jawa Barat, selain juga atlet dari DKI Jakarta. (ANTARA)

Murray Rose Tutup Usia



SYDNEY—MAJALAH RENANG INDONESIA-MICOM: Murray Rose, peraih empat medali emas renang untuk Australia meninggal dunia pada Minggu (15/4) di usia 73.
Persatuan Renang Australia menyebut Rose meninggal karena leukemia.
Perenang kelahiran Skotlandia itu memenangkan tiga medali emas di Olimpiade Melbourne 1956 dan menjadi pahlawan nasional di usia 17 tahun.
Dia kemudian memenangkan satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu pada empat tahun kemudian di Roma.
"Saya sangat terpukul dengan meninggalnya salah satu atlet renang terbaik Australia yang merupakan sahabat saya," ujar John Konrads yang mengalahkan Rose di nomor 1.500 meter gaya bebas di Roma.
"Murray Rose adalah teladan bagi perenang Australia. Kesuksesannya menjadi inspirasi bagi generasi perenang Australia selanjutnya. Doa kami bersama keluarga dan sahabatnya pada saat ini," ujar Presiden Persatuan Renang Australia Davis Urquhart. (mediaindonesia)

Jumat, 13 April 2012

PRSI Mencari Bibit Muda untuk Atlet Renang


BANDUNG, MAJALAH RENANG INDONESIA.- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jabar menyelengarakan Gubernur Cup III dan BJB Cup II di Kolam Renang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Setiabudi Bandung. Even itu bertujuan untuk mencari bibit muda dalam menghadapi Pekan Olah raga (PON). Even akan berlangsung dari tanggal 13-15 April.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Jawa Barat, Yudha M Saputra menuturkan, adanya even ini untuk melatih kemampuan atlet. Selain itu, kegiatan ini bagus untuk pemanasan sebelum bertanding.

“Kejuaran ini merupakan cara objektif untuk mencari atlet pilihan dengan melihat sejauh mana prestasi atlet tersebut. Selain itu, even ini sebagai parameter yang efektif untuk mengukur diri dalam latihan," katanya.

Kejuaraan Renang Antar Kota/Kabupaten Se-Jawa Barat Gubernur Cup III 2012 diikuti Peserta dari 17 kota/kabupaten. Peserta tersebut diwakili oleh 83 peserta putra dan 53 peserta putri.

Di tempat yang sama, Kejuaraan Renang Antar Perhimpunan Se-Indonesia BJB Cup II diikuti peserta dari 53 perkumpulan renang. Peserta tersebut diwakili oleh 213 putra, 228 putri.

Dalam even ini, peserta dibagi kedalam beberapa kelompok. Untuk Gubernur Cup hanya diperuntukan bagi kelompok I (kelahiran 1994-1996) dan II (kelahiran 1997-1998). Sedangkan untuk BJB Cup, hanya bagi kelompok III (kelahiran 1999-2000), IV(kelahiran 2001-2002), dan V(kelahiran 2003-2004).

Pada pertandingan hari Jumat (13/4) akan dipertandingkan gaya bebas 400m (kelompok 1-3), 200m gaya punggung (kelompok 1-3),100m gaya kupu – kupu (kelompok1-5), 200m gaya ganti perorangan (kelompok 1-5), 50m gaya dada (kelompok1-5), dan Estapet 4x50m kupu – kupu (kelompok 1-5).

(Pikiran Rakyat Bandung)

Eindhoven Swim Cup: Sarah Sjostrom Posts World-Leading Effort in Semis


EINDHOVEN, MAJALAH RENANG INDONESIA-The Netherlands, April 12. THE Eindhoven Swim Cup kicked off in The Netherlands with Sweden's Sarah Sjostrom continuing to add to her resume as an Olympic gold medal favorite this summer. 

In semifinal action, Sweden's Sarah Sjostrom jumped to the top of the world rankings with a scorching 53.29 in the women's 100 free. That swim clipped Ranomi Kromowidjojo's previous pacesetter of 53.30 from Amsterdam last month, and is in striking distance of Sjostrom's textile best of 53.05 from Eindhoven last year. Kromowidjojo finished second in semis with a 53.60, while Marleen Veldhuis (54.15) and Inge Dekker (54.43) took third and fourth. Veldhuis improved to 17th in the world with her swim, while Dekker moved into the top 25. Sebastiaan Verschuren topped the men's 100 free semis in 49.15. Stefan Nystrand (49.46) and Emmanuel Vanluchene (49.79) completed the top three qualifiers. 

Jennie Johansson edged Moniek Nijhuis for the women's 50 breast title, 31.52 to 31.57. Johansson has been faster this year with a second-ranked 31.24 from Amsterdam last month, while Nijhuis' best is a seventh-ranked 31.49 from Antwerp in January. Anouk Elzerman wound up third in 32.15. 


Joao Luiz Gomez Jr. topped the men's 50 breast in 27.82 to move up to a fifth-ranked tie with Li Xiayin. His previous best had been an eighth-ranked 27.92 from prelims today. Lennart Stekelenburg took second in 28.01 for 14th in the world, while Bram Dekker placed third in 28.06 for 16th in the world. 

Wendy van den Zanden captured the women's 200 IM title in 2:13.14, tying for 25th in the world rankings this year. Martin Granstrom placed second in 2:17.01, while Stefania Pirozzi wound up third in 2:17.13. Sebas van Lith won the men's 200 IM crown in 2:02.64. Mike Marissen (2:04.20) and Jens Bakker (2:04.26) rounded out the top three. 

Julia Hassler won the women's 400 free in 4:14.03. Katarina Filova touched second in 4:17.07, while Judith Stap earned third in 4:17.31. David Carry followed with a 3:50.52 to win the men's 400 free. Dion Dreesens (3:52.00) and Richard Nagy (3:55.58) finished second and third. (swimmingworldmagazine)

Kamis, 12 April 2012

A Comparison of Textile Bests to World Records


Guest editorial by John Craig

PHOENIX, MAJALAH RENANG INDONESIA - Arizona, April 10. NOW that most of the major Olympic Trials -- with the obvious exception of the United States -- are over, it's worth taking a look at the various world records to see which are the better swims: the official records, which are in most cases techsuit-aided, or the textile bests.

This article will look at all the individual Olympic events. There is no standard formula for converting a tech suited time to a textile time. A rough rule of thumb might be that the tech suits are worth approximately seven-tenths of a second per hundred, but that's a very fuzzy rule. Conversions, if that word can even be used, must take into account which tech suit, which event, and which swimmer. 


In early 2008, when Speedo first came out with the LZR, that was the fastest suit going. But by 2009, when the second generation all-polyurethane suits like the Jaked and Arena X-Glide came out, things got really crazy. Yet some of the current world records, even from 2009, were set in LZRs. And some were set by swimmers wearing only leggings, which conferred less benefit.

Any rough conversion must also take into account the distance swum. That seven-tenths of a second per hundred generally shrank as the distance increased; it's no coincidence that Grant Hackett's and Kate Ziegler's 1500's were the only two world records to survive the techsuit era, nor that the events in which the largest number of techsuit-clad swimmers broke previous records were the 50's and 100's.

Beyond that, two different swimmers wearing the same techsuit under the same conditions would benefit by differing amounts, depending on their form and their natural buoyancy. There are a few cases where the techsuited record holder hasn't come close to his or her record in textile; some would say that casts a shadow over their record. But it's also possible that 2009 might have been a career year for them anyway; this article gives them the benefit of that doubt.

Some of you will be personally familiar with swimmers whose techsuits seemed to benefit them by more than a second per hundred. Bear in mind, at the level where swimmers are setting world records, there are fewer sins of both stroke and body shape to forgive, so the advantage gained was less.

In any case, there's certainly no exact formula for figuring out how much the tech suits were worth. The question is, taking all these factors into account, which was the better swim. In some cases the answer is easy, in others less so. In cases where it's close, this article will err on the side of agnosticism.

Men's 50 free: Cesar Cielo, 20.91, vs. Fred Bousquet, 21.36. Bousquet did break 21 seconds in a techsuit, and no one else has ever broken 21.5 without one. But this one's still too close for a definitive call.

Men's 100 free: Cesar Cielo, 46.91, vs. James Magnussen, 47.10. Easy, this one's all Magnussen.

Men's 200 free: Paul Biedermann, 1:42.00, vs. Michael Phelps, 1:43.86. Biedermann wore an Arena X-Glide to beat Phelps (and Phelps' WR of 1:42.96 set in a full body LZR) in Rome. This won't be a popular decision, but this fan calls it for Biedermann. True, Biedermann has never broken 1:44 in textile, and he was beaten by both Phelps and Lochte last summer. But no reasonable conversion factor calls for a second per 100.

Men's 400 free: Paul Biedermann, 3:40.07, vs. Ian Thorpe, 3:40.08. Absolutely no question here, Thorpe's was by far the superior swim.

Men's 1500 free: No comparison necessary, Sun Yang's textile suited 14:34.14 is the official world record.

Men's 100 back: Aaron Peirsol, 51.94, vs. Camille Lacourt, 52.11. This one is pretty easy: despite the fact that Peirsol wore only Arena leggings for his swim, those were indisputably worth more than two tenths over a 100. Lacourt wins.

Men's 200 back: Peirsol, 1:51.92, vs. Ryan Lochte, 1:52.96. This one's closer, but Peirsol's pure polyurethane leggings were still probably worth more than half a second per hundred. Lochte, by a narrow margin.

Men's 100 breast: Brenton Rickard, 58.58, vs. Alexander Dale Oen, 58.71. Easy: Oen.

Men's 200 breast: Christian Sprenger, 2:07.31, vs. Kosuke Kitajima, 2:08.00. Fairly easy decision: Kitajima.

Men's 100 fly: Michael Phelps, 49.82, vs. Ian Crocker, 50.40. Phelps wore a full body LZR for his swim; was that worth .58 in a 100? Hard to say; too close to call.

Men's 200 fly: Phelps, 1:51.51, vs. Phelps, 1:52.09. Phelps wore only LZR leggings for his official world record, but his textile best is still the better swim.

Men's 200 IM: No comparison necessary, Lochte's textile-clad 1:54.00 is the official record.

Men's 400 IM: Phelps, 4:03.84, vs. Phelps, 4:06.22. Phelps wore only LZR leggings for his official WR, and over 400 meters the tech suit advantage shrinks a bit. His 4:03.84 was probably the better swim, but let's put this one in the too close to call category.

Women's 50 free: Britta Steffen, 23.73, vs. Inge de Bruijn and Francesca Halsall, 24.13. As with the men's 50, it's too close for a definitive call.

Women's 100 free: Steffen, 52.07, vs. Sjostrom, 53.05. At a full second spread, you have to give this one to Steffen by a few tenths. She won both the 50 and 100 frees at the 2008 Olympics and at the 2009 World Championships, so it's not as if she hadn't consistently proven herself against top competition, either.

Women's 200 free: Federica Pellegrini, 1:52.98, vs. Camille Muffat, 1:54.87. This one goes to Pellegrini.

Women's 400 free: Federica Pellegrini, 3:59.15 vs. Camille Muffat, 4:01.13. Muffat's turn, by a somewhat narrower margin.

Women's 800 free: Rebecca Adlington, 8:14.10, vs. Janet Evans, 8:16.22. Easy choice, Evans.

Women's 100 back: Gemma Spofforth, 58.12, vs. Zhao Jing, 58.94. Spofforth, who wore a LZR to set her record, gets a narrow nod here.

Women's 200 back: Kirsty Coventry, 2:04.81, vs. Missy Franklin, 2:05.10. Obviously, Franklin.

Women's 100 breast: Jessica Hardy, 1:04.45, vs. Rebecca Soni, 1:04.91. Soni by a narrow margin.

Women's 200 breast: Annamay Pierse, 2:20.12, vs. Leisel Jones, 2:20.54. Easily Jones.

Women's 100 fly: Sarah Sjostrom, 56.06, vs. Dana Vollmer, 56.47. Vollmer by a couple tenths.

Women's 200 fly: Liu Zige, 2:01.81, vs. Zige, 2:04.40. Her techsuited time is clearly better. It is actually one of the three most improbable records set during the techsuit (along with Zhang Lin's 800 free and Arianna Kukors' 200 IM).

Women's 200 IM: Arianna Kukors, 2:06.15, vs. Ye Shiwen, 2:08.90. Obviously, Kukors.

Women's 400 IM: Stephanie Rice, 4:29.45, vs. Elizabeth Beisel, 4:31.78. Interestingly, the difference of 2.33 seconds is very close to the difference between Phelps' two 400 IM's, which was 2.38. This one is likewise too close to definitively call.

So where does that leave us? This list includes two events were the textile best is also the official world record, five deemed too close to call, 13 where the textile swim is considered superior, and six where the techsuit time is given the edge. Where this article called for one or the other by a narrow margin, there will of course be differing opinions. There are also some swims where the difference is stark enough that there will be few dissenting opinions. This article shied away from picking the close ones, as the point was not to make narrow calls.

While the techsuit era is considered by many to have been a sort of blight on swimming, there were several outstanding swims -- six to be exact -- which must be given their due. If you look at the history of swimming, at any given time hasn't been at all uncommon for six of the world records in the 26 individual Olympic events to have been set three and four years previously, especially when one of those years was an Olympic year.

But while those swims must be given their due -- and are, with official recognition -- the textile bests which are obviously superior swims must also be given their due.

(Thanks to Swimming World and Craig Lord of SwimNews for having recently compiled lists of textile bests.)

John Craig was a mediocre swimmer in college but is second to none in his nerdy love of the sport.

(swimmingworldmagazine)

Epifani Penuhi Kuota Renang Jatim di PON


SURABAYA – MAJALAH RENANG INDONESIA - Perenang Epifani Rachmad Gunadi akhirnya terpilih memperkuat tim renang Jawa timur di PON 2012, setelah sukses di Kejuaraan Daerah (Kejurda) renang Jawa Timur 7-9 April kemarin di Kolam renang KONI Jatim.
Sebelumnya, dari total 16 kuota  cabang olahraga renang Jatim untuk PON nanti, PRSI Jatim  masih membutuhkan satu atlet lagi, karena 15 atlet telah lolos by name. Sisa 1 tempat yang masih belum terisi tersebut, menjadi rebutan para perenang Jatim lewat ajang Kejurda Jatim.
Manajer Puslatda renang Jatim, Reswanda T. Ade mengatakan, sebenarnya penampilan para perenang dari berbagai daerah cukup bagus, hingga akhirnya mengerucut sampai dua kandidat untuk mengisi sisa satu kuota PON.
“Sebenarnya ada dua kandidat untuk mengisi satu tempat di tim PON, yakni Epifani dan Dewanto. Kita terus pertimbangkan keduanya,” ungkapnya Selasa (10/4) kemarin.
Namun dengan berbagai pertimbangan, lanjut Reswanda, penampilan Epifani ternyata lebih bagus dan sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan tim renang PON. Epifani yang turun di nomor 100 meter gaya dada dianggap tampil bagus sehingga layak untuk memperkuat tim estafet.
“Dari dua kandidat tersebut setelah kita pertimbangkan, Epifani ternyata lebih bagus. Dia juga sesuai dengan komposisi yang kita butuhkan yakni untuk memperkuat tim estafet putra Jatim, kita memang saat ini butuh sprinter hebat seperti dia,” tambahnya.
Epifani yang memperkuat Surabaya di Kejurda kemarin memang mampu meraih 3 medali emas lewat nomor 100 m gaya dada, 50 m gaya dada dan 200 m gaya dada. Atlet asal klub HIU Surabaya ini bahkan menjadi atlet terbaik KU senior peringkat ke-3 di bawah dua rekannya yang telah lama menghuni Puslatda yakni Dicky Limanto dan Andy Wibowo yang juga sama-sama memperkuat kota Surabaya.
Dihubungi terpisah, Epifani merasa senang berhasil merebut satu tempat di tim PON. Ia bahkan berjanji akan berjuang sekuat tenaga untuk mempersembahkan gelar buat Jatim. “Saya senang akhirnya berhasil masuk tim PON. Sebenarnya kemarin saya hanya meraih 3 medali, namun ke depan saya akan berusaha tampil lebih bagus dan memberikan medali buat Jatim,” tegas dia.(surabayapost).

Tarakan Juara Umum Kejura Renang Kaltim


TENGGARONG – MAJALAH RENANG INDONESIA - Tim renang Tarakan keluar sebagai juara umum Kejuaraan Daerah (Kejurda) renang tingkat Provinsi Kaltim 2012 yang digelar di kolam renang Puteri Junjung Buyah (PJB), Tenggarong. Kegiatan yang dihelat 6-8 April ini diikuti sembilan kabupaten/kota. Tarakan berhasil mendulang 136 medali, rinciannya emas 64 medali, 39 perak, dan 33 perunggu.
Sementara tim tuan rumah Kutai Kartanegara (Kukar) harus puas menempati posisi keempat dengan raihan 8 medali emas, 14 perak, dan 17 perunggu. Kukar harus mengakui keunggulan Balikpapan yang meraih 54 emas di posisi runner up, sedangkan di posisi tiga ditempati oleh Bontang dengan 23 emas (selengkapnya lihat grafis).
Ketua Persatuan Renang Indonesia (PRSI) Kaltim H Suwandi mengatakan Kejurda itu untuk memberikan kesempatan berkompetisi pada atlet renang Kaltim. Dengan harapan mampu berprestasi pada event yang lebih bergengsi, sekaligus untuk mengevaluasi hasil pembinaan dari masing-masing Pengkab PRSI se-Kaltim.
"Kejurda ini juga untuk melahirkan atlet-atlet renang usia dini Kaltim, guna dipersiapkan ke jenjang kejuaraan yang lebih tinggi," ujarnya.
Sekadar diketahui, Kejurda renang Kaltim 2011 juga dilaksanakan di kolam renang PJB Tenggarong. Dengan demikian Kukar dua tahun berturut-turut menjadi tuan rumah kegiatan itu.
Menyinggung terpilihnya Kukar sebagai penyelenggara Kejurda Renang 2012, menurut Suwandi karena sudah pasti Kukar memiliki venue yang memadai dan layak untuk kejuaraan tingkat provinsi. Bahkan pada PON 2008 lalu, kolam renang PJB juga menjadi salah satu venue perhelatan olahraga akbar nasional tersebut. (Kaltimpost)

Selasa, 10 April 2012

Kejurda Renang 2012 : Perenang Surabaya Terlalu Tangguh


SURABAYA –MAJALAH RENANG INDONESIA - Perenang Surabaya masih terlalu tangguh bagi rival-rivalnya dari daerah lain yang ikut Kejuaraan Daerah (Kejurda) Renang Jawa Timur yang berakhir Senin (9/4) kemarin di kolam renang KONI Jatim.
Surabaya menjadi  tim terbaik dalam perolehan medali dan keluar sebagai juara umum dengan 81 medali emas, 64 perak dan 32 perunggu. Perolehan ini hanya bisa didekati oleh kabupaten Gresik yang menghuni posisi runner up dengan 36 emas, 34 perak dan 33 perunggu.
Sementara kota Malang dan Sidoarjo hanya mampu finish di peringkat 3 dan 4, masing-masing meraih 11 emas, hanya saja koleksi perak kota Malang lebih banyak 16 buah, sementara Sidoarjo hanya meraih 10 buah saja.
Ketua umum PRSI Surabaya, Juniarno Djoko Purwanto mengaku senang atas keberhasilan kontingen atlet Surabaya yang mampu kembali pertahankan juara Kejurda. “Kita bangga atas prestasi para atlet yang mampu kembali menjuarai Kejurda kali ini. Mereka tampil sangat bagus, bahkan atlet kami mendominasi,” ungkapnya Senin (9/4) kemarin.
Ya, kota Surabaya bukan hanya meraih title juara umum Kejurda, melainkan juga menempatkan banyak perenangnya sebagai atlet terbaik di masing-masing kelompok umur (KU). Perenang kota Surabaya mendominasi merebut gelar atlet terbaik dengan menempatkan 7 atlet dari 12 atlet terbaik masing-masing KU.
Di sektro KU Senior baik putra maupun putri mulai peringkat pertama hingga ketiga peraih medali terbanyak dikuasai atlet Surabaya yaitu, Dicky Limanto, Andy Wibowo dan Epifani Rachmad Gunadi di sektor putra. Sektor putri dikuasai trio Surabaya yakni Enny Susilawati, Erlina Yacob dan Elizabeth Kusumawati.
“Kita memang unggul di KU Senior. Atlet kita di KU ini baik putra maupun putri memang bagus-bagus,” tambahnya.
Sementara atlet lain Surabaya yang merajai masing-masing KU adalah Christopher  T. di KU 1 putra, Giovani Yuan Parama di KU 2 putra, dan Richie Augusta Wibowo di KU 4 putra. Sementara di sektor putri ada Adinda Larasati Dewi K. di KU 3 dan Briza Aridainty Ardiyan di KU 4.
Sedangkan kabupaten Gresik yang menjadi runner up hanya mengirimkan dua wakilnya sebagai atlet terbaik yakni M. Auliya Akbar di KU 3 putra dan Nurul Fajar Fitriyati di KU 1 putri. Sedangkan tiga kota lain hanya menempatkan satu wakil saja yakni Sakti Dharma Putra (Kota Probolinggo), Olivia A. Fernandez (Kabupaten Sidoarjo) dan Barru Aliyyu Nissa (Kota Pasuruan).

(surabayapost)

Senin, 09 April 2012

Zhang Lin Belum Lolos Kualifikasi Olimpiade


Zhang Lin

BEIJING, MAJALAH AKUATIK INDONESIA - Pemegang rekor 800 meter gaya bebas putra asal China, Zhang Lin belum lolos kualifikasi Olimpiade London. Media resmi China Senin (9/4/2012) melaporkan, tampil pada kejuaraan nasional di China, Zhang menyentuh garis finis pada posisi ke-10 di nomor 200 meter dan keenam di nomor 1.500 meter gaya bebas.
Dia hanya menempati urutan keempat di nomor 400 meter gaya bebas, tertingggal 6,83 detik dari peraih medali emas, Sun Yang.
Dia mengaku masih bingung mengapa itu bisa terjadi. "Saya sungguh merasa kecapaian dan hasil ini sungguh mengecewakan.... Saya tidak tahu apa ada yang salah dengan penampilan saya. Padahal, saya selalu bisa mengulang irama dan melakukan yang terbaik saat latihan," ujarnya kepada China Daily.
Pelatih Zhang, Chen Yinghong juga terlihat kaget dengan pencapaian ini. Chen menduga asma Zhang yang menyebabkan ini semua.
"Saya betul-betul terpukul dengan hasil ini. Saya pikir penyakit asmanya kambuh. Hanya itu yang bisa saya jelaskan," ujarnya.
Zhang menjadi perenang putra pertama China yang mempersembahkan medali perak di nomor 400 meter gaya bebas bagi negaranya pada Olimpiade 2008 di Beijing. Tahun lalu, dia memecahkan ekor dunia nomor 800 meter gaya bebas pada kejuaraan dunia renang di Roma. Sayangnya, nomor 800 meter ini bukanlah nomor renang di Olimpiade. (KOMPAS.com)

Sabtu, 07 April 2012

WSC 25m: Doha (QAT) will be the host in 2014


Lausanne (SUI), MAJALAH RENANG INDONESIA – FINA, together with the Qatar Olympic Committee and the Qatar Swimming Association, has the pleasure to announce that following the decision of the FINA Bureau, the City of Doha (QAT) has been awarded the organisation of the 12th FINA World Swimming Championships (25m), in December 2014.

“We are very pleased to have the 12th FINA World Swimming Championships (25m) in 2014 in the outstanding Aspire Sport Complex, and its Aquatic Centre, in Doha. I am sure that all swimmers, coaches, officials, and representatives of the participating National Federations will enjoy a great competition and be impressed by the Qatari hospitality”, considered FINA President Dr. Julio C. Maglione.

"It is a great honour for Doha to be awarded these championships by FINA. Swimming is an important and popular sport in Qatar and we will give a special welcome to the athletes, fans and officials in 2014.

"Working with FINA and hosting the championships is a further sign of our commitment to the development of sports in Qatar and across the Middle East. We are investing in sport at every level and we promise to deliver a great event", HE Sheikh Saoud Bin Abdulrahman Al-Thani, Secretary General of Qatar Olympic Committee told.

Mr. Khaleel Al-Jabir, President of Qatar Swimming Association added: “We are delighted with this decision which fits well with our commitment to FINA's global events programme and the development of Swimming in Qatar.

"This a real boost to our plans for the sport here in Qatar and also a great platform to further develop Swimming in the region".

Before Doha, the 2012 edition of these championships, gathering the best 25m-pool swimmers in even years, will be staged in Istanbul (TUR), from December 12-16. (fina)

Chinese Long Course Nationals: Sun Yang Claims 200 Free; Liu Zige Misses 200 Fly Olympic Bid


SHAOXING, China, MAJALAH RENANG INDONESIA. SUN Yang continued to put up big times at the Chinese Long Course Nationals, which is part of China's Olympic selection process. Meanwhile, reigning women's 200 fly Olympic gold medalist Liu Zige looks to be on the outside looking in to defend her championship after a third-place finish. 

Sun claimed the men's 200 free title in the finale with a 1:46.05, easily making the Olympic squad in the event and moving to fourth in the world in the process. Only Yannick Agnel (1:44.42), Michael Phelps (1:45.69) and Takeshi Matsuda (1:45.96) have been faster this year. Hao Yun placed second in 1:47.08 for 10th in the world, while Li Yunqi picked up third in 1:48.17. 

Zhang Lin, who prior to Sun having his breakthrough in the distance freestyle events this past year had been China's golden child with a silver medal in the men's 400 free at the 2008 Beijing Olympics, missed out on another chance to represent his native land by missing the men's 200 free finale. Zhang also became the first Chinese world titlist in 73 years when he won the men's 800 free at the 2009 World Championships during the techsuit era. 


Earlier in this week's meet, Zhang missed the 400 free Olympic berth with a fourth-place finish. Today, he wound up 10th overall in the 200 free with a 1:49.89 to miss the finale. His final chance to make the team will be in the men's 1500 free this weekend. 

The local media has been all over Zhang's tribulations at this meet, questioning whether his training in the U.S. with the Trojan Swim Club has adversely impacted his ability in the water. 

In an exciting finish, Jiao Liuyang clipped Gong Jie, 2:05.18 to 2:05.38, in the women's 200 fly as the two moved to second and third in the world behind Natsumi Hoshi's 2:04.69 from Japan this week. Both are now in line for Olympic berths, as reigning Olympic gold medalist and world-record holder Liu Zige fell to a surprising third-place finish with a 2:07.37. China, however, has a much longer selection process than just a single meet, and could potentially find a way to put Liu on the team going forward. If not, the reigning champion in the event will be watching Olympic prelims from the sidelines. 

Yang Zhixian earned the men's 400 IM crown with a time of 4:11.92 to move to fourth in the world rankings, and claim a spot on the Olympic roster. Kosuke Hagino (4:10.26), Yuya Horihata (4:10.52), Thomas Fraser-Holmes (4:11.81) are the only swimmers faster this year. Wang Chengxiang placed second in 4:12.02 to move to fifth in the world, while Huang Chaosheng earned third in 4:17.47. 

Li Xuanxu shot to the top of the world rankings in the non-Olympic distance women's 1500 free with a 16:09.55. That swim blasted the previous bellwether mark of 16:16.74 set by Lotte Friis last month in Denmark. Zhou Lili placed second in 16:12.15 for second in the world rankings, while Xin Xin took third in 16:13.57, now the third-best in the world. 

A day after clearing 1:00 to win the women's 100 back, Fu Yuanhui continued her strong meet with a 27.95 to win the women's 50 back and move to third in the world. Rachel Bootsma (27.84) and Emily Seebohm (27.90) are the two swimmers faster than her thus far this year. Gao Chang took second in 28.07 for sixth in the world, while Xu Tianglongzi wound up third in 28.45. 

Li Xiayan claimed the men's 50 breast title in 27.82 for fifth in the world, while Gu Biaorong (28.26) and Ma Xiang (28.50) rounded out the top three in the sprint breaststroke event. 

Guangzhou won the women's 400 medley relay with a 4:04.91, while Chinese Navy (4:09.55) and Guangdong (4:09.55) took second and third

(smimimingworldmagazine)

Jumat, 06 April 2012

Relakan Atlet Puslatda Bela Daerahnya


SURABAYA – MAJALAH RENANG INDONESIA - Puslatda renang Jatim tak masalah bila programnya harus terhenti selama 3 hari saat penyelenggaraan Kejuaraan Daerah (Kejurda) renang Jawa Timur 7-9 April mendatang di Surabaya. Pasalnya atlet-atlet yang saat ini menghuni Puslatda proyeksi PON bakal memperkuat daerahnya masing-masing di Kejurda tersebut.
Ada 11 atlet dari 15 atlet lolos PON by name yang menghuni mess Puslatda sejak awal Maret lalu dan mengikuti serangkaian latihan rutin di bawah asuhan tangan dingin pelatih China, Yu Qiu Sheng di kolam renang KONI Jatim. Sementara 2 atlet lainnya sedang menjalani latihan di Singapura, 1 atlet fokus latihan di Jakarta dan 1 atlet lagi belum pasti memperkuat renang Jatim.
Bila mereka benar-benar diminta daerah asalnya untuk memperkuat di Kejurda nanti, Puslatda Jatim bakal merelakannya. Hal tersebut diungkapkan oleh manajer Puslatda, Reswanda T Ade.Ia mempersilahkan atlet Puslatda untuk turun pada Kejurda mendatang.
“Kita akan relakan anak-anak ikut membela klubnya masing-masing. Selama ini memang merekalah yang selalu menjadi andalan masing-masing daerahnya. Jika mereka absen bisa memungkinkan medali bagi daerahnya akan berkurang. Jadi kita tidak masalah bila PRSI daerah akan menariknya,” ujarnya kemarin.
Mengenai program Puslatda yang bakal terhenti, Reswanda menganggap hal itu tidaklah masalah, justru lewat Kejurda nanti atlet Puslatdanya akan dipantau sejauh mana hasil yang didapatkan dari latihan pemusatan latihan selama ini.
“Jika anak-anak turun di Kejurda, maka kita bisa manfaatkan ajang ini untuk memantau sejauh mana hasil latihan yang telah dijalani mereka. Latihan untuk sementara break, bila eventnya usai, kita lanjutkan kembali, ” tambah Reswanda yang juga menjabat wakil sekretaris PRSI Jatim ini.
Memang sebelum masuk Puslatda, para perenang yang bakal mengharumkan nama Jatim di PON 2012 tersebut merupakan yang terbaik dari masing-masing klubnya. Hal itu bisa dilihat pada prestasi mereka di KRAPDA 2011 maupun KRAPSI 2011 lalu. Di antara mereka adalah 4 atlet berasal dari kabupaten Gresik yakni Nurul Fajar Fitriati, Dian Reza, Yesika dan Fibriani Ratna. Tiga atlet dari kota Surabaya, Suharyono Yacob, Erlina Yacob dan Diki Limato. Dua atlet dari Malang, Iffi Nadya dan Goldelanof. Satu atlet dari Sidoarjo, Olivia Fernandez dan satu dari Blitar Afi Noviandari.(surabayapost) 

Hasil Singapura Open Sangat Memuaskan


BANDUNG- MAJALAH RENANG INDONESIA - Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Bara patut bergembira, pasalnya para atlet renang andalan Jawa Barat telah memperlihatkan perkembangan hasil latihannya di Singapore Open lalu. Salah satu atletnya bisa mencapai best time dan yang lainnya 99% sudah bisa mendekati best time.

Ketua Komisi Teknis (Komtek) Renang Jawa Barat, Nizarudin menilai para perenang Jawa barat sudah memprlihatkan perkembangan kualitas performa mereka. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya para atlet sudah bisa mencapai best time atas nama Monalisa dan atlet lainnya sudah mencapai 99% mendekati best time performance pada Kejuaraan Singapore Open.

“Hasil di Singpore Open sanagt memuaskan, Monalisa bisa mencapai best time, dan atlet yang lain seperti Idam dan Rena mendekati best time, dan memperlihatkan prestasi yang gemilang di sana,” ungkap Nizarudin kepada HATTRICK kemarin.

Menurutnya kejuaraan tersebut merupakan salah satu rangkaian program try out untuk cabang olahraga renang bagi para atlet pelatda Jabar yang sudah melakukan sentralisasi. Pada kejuaraan Singapore Open Jawa barat berhasil mendulang 3 medali emas, empat perak, dan dua perunggu.

“Alhamdulillah selain mencapai best time kita bisa meraih 3 medali emas, empat perak, dan dua perunggu. Ini merupakan hasil yang cukup memuaskan evaluasi dari hasil latihan selama ini,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini tim pelatih renang atlet Pelatda Jabar sudah mempersiapkan program pemusatan latihan yang akan di fokuskan pada bulan April mendatang.

Saat ini latihan untuk para atlet renang kontingen Jabar masih melakukan latihan general stelah melakukan evaluasi hasil try out di Singapure open lalu.

“Saat ini latihan masih general setelah kemarin kita try out Singapore open, dan mulai April kami akan fokuskan lagi untuk lpemusatan latihan persiapan PON Riau nanti,” kata Nizarudin, sesaat setelah melakukan latihan kemarin.

Begitu juga dengan mental para perenang Jabar, menurut Nizarudin sudah terlihat banyak peningkatan. Dan untuk PON XVIII mendatang dirinya optimis untuk bisa mendulang emas sebanyak-banyaknya.

Pada laga PON mendatang, Pengda PRSI Jabar berharap bisa membuat sejarah dengan menorehkan paling sedikit 15 medali, bahkan atletnya dituntut bisa meraih lebih dari 20 medali.

Menurut Nizar, perenang-perenang Jabar sangat mendominasi persaingan karena sebagian besar atlet pelatda Jabar adalah atlet nasional, sehingga Jabar menjadi incaran dari setiap daerah.
(okezone)

Chinese Long Course Nationals: Wu Peng Tops 200 IM; Sun Yang Cruises 800 Free


SHAOXING, China, MAJALAH AKUATIK INDONESIA. THE Chinese Long Course Nationals moved forward through a fourth day of action as some surprising finishes occurred throughout the night.

Wu Peng captured the national title in the men's 200 IM with a time of 1:59.50 to clear the FINA A cut of 2:00.17. Yang Zhihe, meanwhile, took second in 1:59.83 to also make the Olympic squad in the event. Wang Shun wound up third in 2:00.59.

2011 World bronze medalist Lu Ying clinched the women's 100 fly title in 57.48 to make the Olympic roster and move into the top five in the world in the event. Jiao Liuyang touched second in 57.80 for the second Olympic roster spot on the team, while Beijing gold medalist in the 200 fly Liu Zige faded to third in 57.85 outside of guaranteed selection for the Olympic team. 

Fu Yuanhui scored an upset in the women's 100 back with a 59.99, becoming the eighth woman under 1:00 this year. Veterans Gao Chang (1:00.68) and Zhou Yanxin (1:00.80) took second and third, while 2011 world titlist Zhao Jing fell well back with a fifth-place 1:01.27 citing a fever as the reason for her finish. The FINA A cut in the event is 1:00.82, with the top three swimmers all clearing the mark. While Fu and Gao are likely safe to make the team, China has reserved the right to submit its Olympic roster also based on prior history and not just a single Trials.

Zhou Jiawei topped the men's 100 fly in 52.26, edging the FINA A cut in the event for a spot on the Olympic roster. Chen Weiwu (52.51) and Zhang Qibin (52.56) finished second and third in the finale.

Sun Yang cruised home with an easy-speed 7:47.11 to win the men's 800 free. With the event being a non-Olympic distance, he led Wang Kechang by more than 13 seconds for the win while expending the least amount of effort. Sun's performance easily led the world this year, clearing Gregorio Paltrinieri's previous pacesetter of 7:51.97 from Italy last month. Wang took second in 8:00.28, while Zhang Yunxiang finished third in 8:04.94.

Sun told reporters after the swim that he was focusing on the 200 and 400 freestyle events this meet, and would treat his 1500 free swim on April 7 as just a training effort.

Liu Xiaoyu claimed the women's 50 breast title in 31.39, while He Yun (31.7) and Suo Ran (31.78) placed second and third. (swimmingworldmagazine) 

Japan Swim: Natsumi Hoshi Rattles Textile Best; Aya Terakawa Sets National Record; Takeshi Matsuda, Ryo Tateishi Post World Bests


TOKYO, Japan, MAJALAH AKUATIK INDONESIA. THE Japan Swim is getting increasingly faster with swimmers jumping to the top of the world rankings on a regular basis during the midway mark of what is serving as the Japanese Olympic Trials.

According to Swimming World Japanese correspondent Hideki Mochizuki, Japan is utilizing a different qualifying standard instead of the FINA A and B cut times. This much-faster cut will be applied by Japan in a similar fashion to the FINA A cut, where Japan will only select two swimmers if they both clock a faster time than the cut.

FINALS 

Women's 100 back
Cut: 1:00.48
Aya Terakawa clipped her national record in the event with a 59.10 for the win. That swim bypassed her time of 59.13 set at the Japanese Sports Festival in 2010, and qualified her for the Olympics. It also jumped her to the top of the world, ahead of Emily Seebohm's previous pacesetter of 59.28 from Australian Trials last month.

Shiho Sakai pipped Noriko Inada for second, 1:00.50 to 1:00.57, with both missing the Japanese Olympic cut. Both times, however, are faster than the FINA A cut of 1:00.82, leaving Japan the out to select a second swimmer if they choose to do so at a later date. Japan, however, has been pretty up front about sticking to its faster cuts for selection. Japan may also be able to use Sakai's semifinal time of 1:00.45 to determine her qualification, as it was faster than the internal standard.

Inada, 34, had been looking for a Cinderella story as a Masters swimmer based at Phoenix Swim Club, but swam slower than her third-seeded 1:00.55 from semis.

Miyuki Takemura (1:01.56), Eri Tabei (1:01.63), Mai Harada (1:01.82), Maho Tsujimoto (1:02.50) and Emi Moronuki (1:02.68) completed the top eight in the finale.

Women's 200 fly
Cut: 2:07.77
Natsumi Hoshi rattled the textile best in the distance fly with a scorching time of 2:04.69. That swim crushed her previous Japanese record of 2:05.91 set at the 2011 World Championships, and closed the distance with Liu Zige's textile best of 2:04.40 set last year in Wuhan, China. Incidentally, she blew past Ellen Gandy's world-leading 2:05.95 from February, en route to making the Olympic squad as a gold medal contender.

Hoshi had open water throughout the swim, as Masami Uchikoshi finished a distant second in 2:09.24, missing both the Japanese cut and the FINA A cut to give Japan just one swimmer in the event in London. Yuka Kato (2:09.57), Hiroko Sugino (2:10.51), Jurina Shiga (2:11.70), Kei Hoshiba (2:11.83), Ayana Miwa (2:11.91) and Nao Kobayashi (2:12.65) rounded out the championship heat.

Women's 200 IM
Cut: 2:12.41
The Japanese cut claimed yet another victim as second-place finisher Miho Teramura posted a 2:12.95 to better the FINA A cut (2:13.36), but fall short of Japan's faster internal standard. Izumi Kato made the Olympic squad with a 2:11.79 to move into the top 10 in the world this year.

Emu Higuchi (2:13.81), Asami Kitagawa (2:13.82), Miyu Ohtsuka (2:13.90), Tomoyo Fukuda (2:14.13), Miho Takahashi (2:15.55) and Yuka Kawano (2:15.95) also vied for Olympic spots in the finale.

SEMIFINALS
Men's 100 free
Cut: 48.28
Takuro Fujii cruised to the top spot in semis with a 49.12, but still has nearly a second to cut to make the Olympic squad due to Japan's extra-difficult qualifying mark. His time pushed him into the top 20. Shinri Shioura (49.72), Kazuki Nagura (49.90), Ranmaru Harada (49.91) and Katsumi Nakamura (49.95) cleared 50 seconds as well to qualify second through fifth. Kenji Kobase (50.08), Yuki Kawachi (50.21) and Takayuki Minari (50.22) also made the finale.

Women's 100 free
Cut: 54.07
Yayoi Matsumoto just missed the Japanese record of 54.33 with a strong time of 54.37 in the semifinal. In one of the events where the Japanese qualifying mark is faster than the national record, Matsumoto still has some work to do. Matsumoto moved up to 18th in the world rankings with the swim. Haruka Ueda (54.55), Hanae Ito (55.18), Natsuki Hasegawa (55.58), Mao Kawakami (55.58), Miki Uchida (55.62), Tomoko Hagiwara (55.99) and Misaki Yamaguchi (56.03) earned the other transfer spots into the finale.

Men's 200 fly
Cut: 1:55.65
After cruising into semis a day after making the Olympic squad in the men's 200 free, Takeshi Matsuda threw down a 1:54.19 in the distance fly semis for the top seed. That time is the fastest in the world this year, and is well under the Japanese Olympic cut. The previous top time in the world had been a 1:54.71 by Nick D'Arcy from Australian Trials last month. In the finals, he could challenge for his national record of 1:52.97 from the 2008 Beijing Olympics.

Hidemasa Sano is within striking distance of the Japanese cut with a second-seeded 1:55.90, while Ryusuke Sakata could also vie for a spot on the team with a third-seeded 1:56.00. Kazuya Kaneda (1:56.48), Kenta Hirai (1:56.78), Yuki Kobori (1:57.19), Yuta Kimura (1:57.23) and Takuya Nozawa (1:57.29) picked up spots in the championship heat as well.

Men's 200 breast
Cut: 2:10.27
Ryo Tateishi rolled to the top seed with a 2:09.02, while Kosuke Kitajima kept on the path to defending his back-to-back Olympic gold medals in the event with a second-seeded 2:09.25. The two times are at the top of the world rankings this year. Akihiro Yamaguchi took third in semis with a 2:10.41 to move into the top 10, while Kazuki Ohtsuka finished fourth in 2:10.77 for the top 10 as well. Yukihiro Takahashi (2:11.67), Yuki Sato (2:11.80), Naoya Tomita (2:11.92) and Keisuke Matsushima (2:12.56) completed the top eight finishers moving to the championships heat. (swimmingworldmagazine)

Selasa, 03 April 2012

Kejurprov Renang DKI Ditandai Tajamnya Limit


JAKARTA, - Kejuaraan renang daerah Provinsi DKI, 29-31 Maret 2012 ditandai dengan limit yang tajam untuk lolos ke Kejurnas 2012.

Kejurprov DKI 2012 yang berlangsung di Stadion Renang Gelora Bung Karno ini diselenggarakan Perkumpulan Renang Millenium Aquatic. Kejuaraan ini diikuti atlet dari 24 perkumpulan renang yang berada di bawah PRSI Pengprov DKI Jakarta dan ditambah peserta sparring dari daerah termasuk perenang-perenang nasional seperti I Gde Siman Sudartawa.

Sayangnya, selama dua hari awal penyelenggaraan (29-30 Maret) situasi di sekitar kompleks olah raga Gelora Bung Karno memang dicekam dengan situasi unjuk rasa yang mengarah ke kompleks DPR/MPR yang ada di seberang kompleks GBK.

Ajang kejurprov KU DKI 2012 ini memang menjadi dasar pembentukan tim Renang DKI ke kejurnas Kelompok Umur yang akan berlangsung di Riau, Mei mendatang. Mereka yang lolos adalah yang menempati peringkat satu ajang kejurprov ini dan lolos limit A.

Meski begitu menurut ketua umum Pengprov DKI, Lukman Niode, buat para perenang yang sudah masuk Pelatda DKI  ajang ini tidak menjadi satu-satunya syarat ke kejurnas  mengingat mereka baru saja tampil di Singapore Open, 13-17 Maret lalu. "Kalau mereka tampil maksimal di Singapura, tentunya mereka masih capek," kata Lukman di sela-sela kejurprov.

Tajamnya limit A yang merupakan prasyarat perenang DKI untuk mengikuti kejurnas renang Kelompuk Umur di Riau, Mei mendatang memang menjadi kendala para perenang tampil maksimal. Dari 122 event, "hanya" 17 atlet yang berhasil menembus limit.

Dengan kesulitan ini, tak heran terjadi beberapa hal yang dianggap kejanggalan oleh atlet peserta. Seperti adanya keputusan diskualifikasi terhadap atlet renang. Ketua perlombaan, Fajar Vidya Hartono mengakui mereka kekurangan alat bukti apabila ada protes soal diskualifikasi terhadap atlet renang ini.

Seperti yang terjadi pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putera KU II. Pemenang pertama yang mencatat waktu yang melewati limit A dinyatakan diskualifikasi. Akibatnya hasil ini menguntungkan pemenang kedua yang juga lolos limit A.

Namun Fajar Vidya Hartono selaku ketua lomba maupun juri gaya yang bertugas tidak siap menjelaskan kesalahan yang dilakukan atlet renang pemenang lomba. Ada perbedaan pandangan terhadap kesalahan yang dilakukan. "Memang sulit untuk membuktikan karena tidak ada rekaman gambar dan kita hanya bergantung kepada laporan juri gaya," kata Fajar.

Sementara kerap terjadinya perubahan acara dan posisi atlet karena adanya penggabungan nomor acara perlombaan tidak dapat segera dipahami oleh peserta lomba. Protes terhadap keputusan panitia lomba dapat dilakukan 30 menit setelah lomba dengan membayar Rp 500 ribu.

Berikut nama-nama atlet renang terbaik Kejurprov DKI 2012:
Kelompok Umur IV:
Putera: Marius Floyd (Pari Sakti/PS)
Puteri: Laila Siti Aminah (ISA)

Kelompok Umur III:
Putera: Alvin Purwandha (PS)
Puteri: Audree K. Hartono (Almagary CS)

Kelompok Umur II:
Putera: Adityastha Rai Wratsangka (JakartaQuatics Antasena Swimming/JAQ)
Puteri: Joanita Mutiara Hapsari (Millenium Aquatics/MNA)

Kelompok umur I:
Putera: Alexis Wijaya Ohmar (MNA)
Puteri: Claudia Ajeng Savitri (JAQ)

Senior:
Putera: Guntur Pratama Putera (MNA)
Puteri: Kathriana Mela (MNA)

(Kompas.com) 

Renang DKI Antisipasi Jual Beli Atlet


Pengprov PRSI DKI Jakarta akan berusaha mencari cara untuk mencegah terjadinya kekisruhan dalam soal proses perpindahan atlet renang antardaerah.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum PB Pengrov PRSI DKI, Lukman Niode saat berlangsungnya kejuaraan renang daerah provinsi DKI Jakarta, pekan lalu. Luki- panggilan Lukman mengungkap hal ini saat disinggung soal kisruh perpindahan perenang nasional I Gede Siman Sudartawa yang melibatkan dua provinsi Bali yang merasa telah membina Siman dan Riau yang telah mengikat Siman dalam kontrak menghadapi PON XVIII 2012.

"Untung saja sudah selesai. Tetapi memang sebaiknya kita memiliki rambu-rambu berbentuk peraturan, undang-undnag atau komitmen atau apa lah yang  bisa menyadarkan bahwa hal seperti itu sebaiknya tidak terjadi," kata Lukman, mantan perenang nasional ini.

Perpindahan atlet renang antardaerah memang kerap terjadi, apalagi menjelang pesta olah raga besar antardaerah seperti Pekan Olah Raga Nasional (PON) yang berlangsung empat tahun sekali. Daerah-daerah yang kekurangan atlet di daerahnya kemudian mencari atlet andal di daerah lain. Karena peraturan menyebut atlet setiap daerah dapat memperkuat daerah yang bersangkutan di PON apabila telah berdomisili di daerah tersebut sedikitnya dua tahun.

"Karena itu, kami menganggap, masa-masa pasca PON menjadi masa yang krusial bagi daerah-daerah yang memiliki perenang potensial, bukan hanya DKI," kata Luki. "Sering terjadi, atlet renang DKI yang telah menjadi anggota Pelatda dan mendapat fasilitas seperti tempat latihan, allowance mau pun asuransi kesehatan, tiba-tiba loncat  ke daerah lain. Kami kan jadi sulit menjelaskan ini kepada pihak KONI Daerah," lanjut Luki lagi.

Namun ia mengakui hal ini memang sulit dicegah. "Memang sulit karena ini kan berkaitan dengan hak asasi setiap warganegara untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. apalagi kalau itu memang bisa diberikan oleh daerah lainnya," ujarnya.

"Kita memang belum dapat berbuat apa-apa karena peraturan yang jelas mengenai masalah ini belum ada, kecuali soal minimum domisili menjelang PON tersebut. Namun yang kita tahu, bagaimana pun perpindahan itu pasti diketahui pelatih atau pembina atlet yang bersangkutan," katanya

Karena itu Lukman mengimbau pembina renang yang berdomisili di DKI untuk juga mengedepankan kepentingan daerah. "Ini juga mungkin berlaku buat daerah lainnya. Bagaimana pun kita tinggal di sini, mungkin memiliki KTP sini, menggunakan semua fasilitas yang diberikan pemerintah provinsi. Kalau bisa setidaknya berbicara dengan pihak Pengprov," kata Luki lagi.

Kejelasan soal perpindahan atlet ini menurut Luki menjadi lebih penting mengingat organisasi juga memiliki kewajiban pembinaan.  Saat ini Pengprov DKI membawahi sekitar 25 perkumpulan renang dengan ratusan bahkan ribuan atlet renang usia muda. "Bagaimana pun atlet-atlet itu -baik pelatih mau pun orang tua- memiliki keinginan anaknya mencapai jenjang setinggi mungkin sebagai result dari usaha kerasnya bertahun-tahun berlatih di DKI," katanya.
Dengan program pembinaan yang baik, potensi  atlet-atlet renang itu akan meningkat dari setiap kelompok usianya. "Karena itulah ada kejuaraan renang pemula dan kelompok umur agar potensi anak yang tekun sebagai calon atlet menjadi terus terasah dan meningkat. Sebenarnya setiap naik kelompok umur, sudah semakin terlihat kok perenang yang berpotensi. Jarang ada yang muncul tiba-tiba"

Menurut Luki, pihaknya mengerti apabila ada atlet-atlet binaan DKI yang kecewa dengan fakta semakin ketatnya persaingan dengan adanya atlet-atlet pindahan luar daerah. "Tentunya tidak mungkin melakukan semacam kebijakan proteksi atau menghalangi perenang luar masuk DKI karena masalah hak asasi tadi. Apalagi intinya renang kan olah raga  kompetitif untuk memilih yang benar-benar terbaik, bukan karbitan," katanya.

"Perpindahan atlet kan juga ada masa adaptasinya. Saat ini, yang bisa kita lakukan hanyalah menjamin agar persaingan itu berjalan dengan fair, tanpa ada campur tangan di luar kolam. Bagaimana pun renang ini kan olah raga terukur dan semua result seharusnya bisa dipertanggungjawabkan. Kita mungkin bisa saja mengakali di sini, tapi bagaimana nanti kalau atlet tersebut berlomba  di luar daerah, atau bahkan luar negeri yang pengawasannya jauh lebih ketat?"

Namun Luki mengakui proses perpindahan atlet ini kadangkala memang sulit diantispasi. "Biasanya pada masa-masa saat pergantian pengurus Pengprov, banyak terjadi perpindahan atlet renang antardaerah. Yang sudah-sudah begitu ada ekses, yang dirugikan tentunya si atlet dan mereka akan sulit bila meminta bantuan dari Pengprov yang baru." (kompas.com)