Selasa, 18 Maret 2014

Tanpa Indra Gunawan, Peluang Renang di Incheon Masih Terbuka



Jakarta, RENANG - Wakil Ketua PB PRSI, Bambang Udaya, mengatakan peluang renang untuk meraih medali di Asian Games, Incheon, Korea Selatan, 18 September-4 Oktober 2014, masih terbuka.

Menurutnya, meski tanpa ndra Gunawan, Indonesia masih memiliki nomor tunggal yang bisa diandalkan.

Seperti diketahui, PB PRSI sedang dalam kondisi tidak menyenangkan. Dua atletnya, Indra dan Guntur Pratama Putra dijatuhi sanksi oleh FINA (Federasi Renang. Internasional) selama dua tahun, karena kasus penggunaan doping yang diasupnya pada kejuaraan Asian  Indoor and Martial Art Games, di Incheon, Juli lalu.

Atas hukuman tersebut, Indra  yang merupakan salah satu atlet pelatnas Asian Games, hampir dipastikan tak akan turun di ajang tersebut, bahkan juga untuk SEA Games Juni 2015.

"Makanya kita ingin ini semua clear dulu. Indra juga sengaja tidak kita ikutkan ujicoba di ajang Singapore National Age Group Swimming Championship, 18-23 Maret. 2014. Kami ingin semuanya selesai dulu," sahut Bambang, usai jumpa pers di Golf driver Range, Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2014).

"Untuk Asian Games, posisi Indra akan ada pengganti. Meski di atas kertas pelapis Indra ini jauh sekali. Tapi kita harus lakukan, untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadi," tambahnya.

Pergantian posisi antara Indra dengan pelapisnya, besar kemungkinan berdampak pada target perolehan medali di Incheon, pada nomor estafet 4 x 100 gaya ganti.

"Memang berat (untuk peluang medali di nomor ini) karena kita jadi pincang satu. Pun kalau harus mengejar, pelapisnya ini harus giat berlatih," ujarnya.

Meski begitu, Bambang optimistis tim renang Indonesia masing berpeluang medali. Utamanya di nomor-nomor tunggal milik I Gede Siman Sudartawa(100 meter gaya punggung) dan Triady Fauzi Siddiq (100 dan 50 meter gaya bebas).

"Kans kita untuk peluang medali masih bisa. Kita bisa. Bermain di nomor-nomor tunggal. Ada Siman dan Triyadi," tutupnya. (detik.com)

PRSI Siapkan Pengacara untuk Dampingi Indra/Guntur



Jakarta, RENANG - Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menyiapkan pengacara untuk mendampingi dua atlet renang Indonesia yang mendapatkan sanksi dari FINA yaitu Indra Gunawan dan Guntur Pratama.

Kedua atlet andalan Indonesia pada beberapa kejuaraan internasional ini mendapatkan sanksi larangan dua tahun berkecimpung pada dunia renang karena terbukti menggunakan doping pada AIMAG 2013 di Incheon Korea.

"Kami akan menyiapkan pengacara untuk membantu proses ini. Saat ini ada dua nama yang masuk. Kita akan pilih yang terbaik," kata Ketua Umum PB PRSI Sandiaga Uno di Jakarta, Senin.

Induk organisasi renang Indonesia akan mengajukan banding atas sanksi yang diterima oleh dua atlet andalan Indonesia ke Badan Arbitrase Internasional atau CAS. Hal ini terjadi karena dua atlet tersebut sebelumnya sudah mendapatkan sanksi.

Sanksi yang diterima Indra Gunawan dan Guntur Pratama dari Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) adalah tiga bulan dan berakhir November 2013. Adapun sanksi dari FINA berlaku sejak 1 Juli 2013 lalu dengan dua tahun kedepan.


"PRSI dan LADI akan berupaya sebaik mungkin untuk melakukan advokasi terhadap atlet agar bisa secepatnya berkompetisi kembali baik ditingkat nasional dan internasional," katanya menambahkan.

Dengan upaya yang dilakukan oleh PRSI, Sandiaga Uno berharap permasalahan yang membelit dua atlet Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games 2014 ini bisa secepatnya tuntas. Pihaknya juga berharap atlet Indonesia mewaspadai penggunaan suplemen.

Indra Gunawan dan Guntur Pratama Putra pada AIMAG 2013 di Incheon Korea dipastikan menggunakan doping jenis "methylhexaneamine", padahal khusus Indra mampu meraih hasil terbaik yaitu emas 50 meter gaya dada.

Setelah mendapatkan sanksi dari LADI, atlet asal Sumatra Utara itu tidak bisa turun pada Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang. Namun, Indra kembali bisa memperkuat Indonesia pada SEA Games 2013 Myanmar.

Sementara itu Sekjen PB PRSI Made Suryadana menegaskan, kasus seperti yang terjadi pada Indra dan Guntur harus segera diakhiri yang salah satu caranya dengan memahami aturan-aturan yang berlaku.
"Tidak ada satupun pihak yang menginginkan kasus penggunaan doping ini terjadi. Kasus doping yang menimpa atlet renang akan dijadikan pembelajaran yang akan selalu diingat dan diantisipasi agar tidak terjadi dimasa mendatang," katanya.

Dengan adanya sanksi tegas dari FINA, Indra Gunawan kemungkinan besar tidak bisa memperkuat kontingen Indonesia pada Asian Games 2014 di Incheon Korea. Selain itu kemungkinan tidak bisa turun di SEA Games 2015 di Singapura. (Antara)

Jumat, 14 Maret 2014

Asian Games 2014: Peluang Indonesia terancam



JAKARTA - Peluang tim renang Indonesia  meraih medali di Asian Games Incheon, September mendatang terancam setelah perenang gaya dada Indra Gunawan terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA.

Indra bersama atlet lainnya, Guntur Pratama Putera terkena hukuman larang berlomba selama dua tahun atas kesalahan mengonsumsi bahan terlarang, methylhexaneamine, yang terkandung dalam suplemen Jack 3D.

Keduanya dinyatakan positif mengonsumsi methylhexaneamine saat mengikuti  ajang Asian  Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) di Incheon pada Juli 2013.  Setelah terbukti positif, medali yang didapat baik oleh Indra mau pun Guntur dicoret.

Secara internal, baik Indra mau pun Guntur dijatuhi hukuman larangan berlomba selama tiga bulan, antara Agustus hingga November 2013. Hukuman dikeluarkan oleh LADI lembaga Anti-doping Nasional.  Selama masa tiga bulan tersebut, baik Indra maupun Guntur dilarang mengikuti lomba baik di dalam mau pun luar negeri.

Setelah masa hukuman habis, mereka kembali memperkuat tim Indonesia di ajang SEA Games XXVII/Naypyidaw, Myanmar pada Desember. Indra Gunawan mempersembahkan satu medali perak di nomor 100 meter gaya dada dan medali emas 4x100 meter gaya ganti beregu putera. Indra meraih medali emas bersama I Gde Siman Sudartawa (gaya punggung), Triady Fauzi Sidiq (gaya bebas) dan Glenn Victor Sutanto (gaya kupu-kupu).

Apabila keputusan FINA ini berlaku efektif, Indonesia bukan hanya terancam kehilangan medali emas dan perak SEA Games yang dipersembahkan Indra, namun juga kemungkinan memperoleh medali di Asian Games Incheon, September mendatang.

"Kami sedapat mungkin akan mengajukan banding agar hukuman ini dapat dibatalkan dan kami dapat mengikuti Asian Games.  Tentu kita akan sangat dirugikan apabila keputusan ini berlaku efektif. Di Asian Games, kuartet putra kita berpeluang besar meraih medali bila tampil lengkap," kata  pelatih kepala nasional, Hartadi Nurjojo, baru-baru ini.

Menurut Hartadi, pelapis Indra Gunawan di gaya dada, yaitu Dennis Joshua Tiwa memiliki catatan waktu yang masih jauh di bawah Indra. "Tanpa Indra, kita hampir tidak mungkin meraih medali di nomor estafet gaya ganti," ungkap Hartadi.

Karena itulah PP PRSI, menurut Hartadi, akan bergerak cepat untuk mengajukan banding atas hukuman tersebut. (waspada)

Kamis, 13 Maret 2014

Indra Gunawan Kembali Diskors, Peluang di Asian Games Terancam



JAKARTA, RENANG - Peluang tim renang Indonesia  meraih medali di Asian Games Incheon, September mendatang terancam setelah perenang gaya dada Indra Gunawan terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA.

Indra bersama atlet lainnya, Guntur Pratama Putera terkena hukuman larang berlomba selama dua tahun atas kesalahan mengonsumsi bahan terlarang  methylhexaneamine yang terkandung dalam suplemen Jack 3D.

Keduanya dinyatakan positif mengonsumsi methylhexaneamine saat mengikuti  ajang Asian  Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) di Incheon pada JUli 2013.  Setelah terbukti positif, medali yang didapat baik oleh Indra mau pun Guntur dicoret.

Secara internal, baik Indra mau pun Guntur dijatuhi hukuman larangan berlomba selama tiga bulan, antara Agustus hingga November 2013. Hukuman dikeluarkan oleh LADI lembaga Anti-doping Nasional.  Selama masa tiga bulan tersebut, baik Indra mau pun Guntur dilarang mengikuti lomba baik di dalam mau pun luar negeri.

Setelah masa hukuman habis, mereka kembali memperkuat tim Indonesia di ajang SEA Games XXVII/Naypyidaw, Myanmar pada Desember.  Indra Gunawan mempersembahkan satu medali perak di nomor 100 meter gaya dada dan medali emas 4x100 meter gaya ganti beregu putera. Indra meraih medali emas bersama I Gde Siman Sudartawa (gaya punggung), Triady Fauzi Sidiq (gaya bebas) dan Glenn Victor Sutanto (gaya kupu-kupu).

Apabila keputusan FINA ini berlaku efektif, Indonesia bukan hanya terancam kehilangan medali emas dan perak SEA Games yang dipersembahkan Indra, namun juga kemungkinan memperoleh medali di Asian Games Incheon, September mendatang.

"Kami sedapat mungkin akan mengajukan banding agar hukuman ini dapat dibatalkan dan kami dapat mengikuti Asian Games," kata  pelatih kepala nasional, Hartadi Nurjojo, Selasa (11/3/2014).  "Tentu kita akan sangat dirugikan apabila keputusan ini berlaku efektif. Di Asian Games, kuartet putera kita berpeluang besar meraih medali bila tampil lengkap."

Menurut Hartadi, pelapis Indra Gunawan di gaya dada, yaitu Dennis Joshua Tiwa memiliki catatan waktu yang masih jauh di bawah Indra. "Tanpa Indra, kita hampir tidak mungkin meraih medali di nomor estafet gaya ganti," ungkap Hartadi.

Karena itulah PP PRSI, menurut Hartadi, akan bergerak cepat untuk mengajukan banding atas hukuman tersebut. "Pertama yang akan kami lakukan adalah mengklarifikasi masalah ini dengan pihak LADI. Apakah hukuman internal berupa skorsing 3 bulan pada tahun lalu, sudah ditembuskan kepada FINA.  Baru kemudian kami akan melakukan banding yang resmi kepada FINA, "lanjutnya.

"Kami tetap akan berpegang pada alasan bahwa  baik Indra mau pun Guntur mengonsumsi barang tersebut bukan dengan sengaja.  Ini akan kami perkuat dengan  catatan pribadi keduanya yang bersih dari hal-hal yang bersifat doping tersebut," ungkap Hartadi.

Baik Indra mau pun Guntur memiliki kesempatan mengajukan banding melalui jalur Pengadilan Arbitrase Olah Raga. (Kompas.com)

Jumat, 07 Maret 2014

Asian Games: Renang Segera Gelar Ujicoba Pertama di Singapura



RENANG. Setelah dua bulan melakoni persiapan umum, lima atlet renang Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games 2014 akan melakoni uji coba pertamanya di Singapura.

Kelima atlet itu adalah I Gede Simansudartawa, Triady Fauzi, Glenn Victor Sutanto, Ricky Angga Wijaya,dan Indra Gunawan. Mereka akan terjun di ajang Singapore National Age Group Swimming Championship, 18-23 Maret mendatang.

Pelatih Albert C Sutanto mengatakan, ajang ini merupakan event tahunan yang selalu diikuti Indonesia. Sehingga momentnya cukup pas bagi atletnya yang sedang dalam persiapan menuju Incheon.

"Tentu ajang ini jadi kesempatan untuk anak-anak dapat sparing yang bagus. Karena banyak negara-negara kuat di Asia ikut serta, seperti China, Jepang," sahut Albert kepada detiksport, melalui sambungan telepon Kamis (6/3/2014).

Singapore National Age Group Swimming Championship merupakan salah satu ajang seleksi Youth Olympic Games (YOG), kejuaraan kelompok umur yang diikuti oleh sejumlah negara-negara Asia.

Ditambahkan Albert, selain sebagai ajang sparing, uji coba ini sekaligus sebagai sarana mengevaluasi perenang. Mereka yang namanya sudah tercantum dalam SK tak dijamin akan bisa berangkat ke Asian Games. Satlak Prima masih akan melakukan promosi dan degradasi, yang akhirnya di sahkan kembali pada SK per 1 April.

"Memang 1 April itu, atlet akan ada promosi degradasi. Satlak mempunyai tes tersendiri, tapi tes kesehatan, fisik, dan psikologi itu kan sebenarnya tes umum. Yang setiap atlet bakal melewati itu. (detiksport)

Senin, 03 Maret 2014

Asian Games: Program Latihan Bisa Terhambat, Dana Pelatnas Diharapkan Tak Telat



Jakarta – RENANG - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB-PRSI) mengharapkan dana pemusatan latihan nasional Asian Games 2014 tidak telat. Keterlambatan pencairan akan berdampak pada program latihan yang sudah dibuat.

Hal itu dikemukakan pelatih renang nasional Albert Sutanto ketika dihubungi, Kamis (27/2/2014). Ia mengatakan, meski saat ini tim renang sudah memasuki masa persiapan umum, namun ia berharap untuk masalah anggaran tidak ada hambatan lagi seperti terjadi multievent sebelumnya.

Keterlambatan dana tidak hanya mengganggu persiapan atlet saja, tapi juga berdampak pada program latihan yang sudah dibuat. "Biasanya kan selalu telat turun, makanya saya sebagai pelatih inginnya hal itu tidak ada lagi, karena akan berdampak pada semuanya," ujarnya.

Tim renang sendiri sampai saat ini belum memastikan total dana yang diperlukan untuk pemusatan latihan para atlet. PRSI masih menghitung anggarannya.

Namun yang sudah pasti adalah anggaran untuk alat recovery atlet. Alat ini dinilainya cukup penting untuk pengembalian fisik atlet.

"Alat ini memang cukup mahal, makanya kita meminta agar pemerintah bisa membantu," katanya tanpa menyebutkan nominal harga alat tersebut.

Di luar itu, kebutuhan sarana lain sudah cukup memadai. Karena sampai saat ini peralatan dari SEA Games kemarin, masih ada. "Atlet masih pakai sarana yang sama dengan SEA Games tahun lalu," tutupnya

Asian Games 2014: Renang Incar Perunggu di Incheon



Jakarta – RENANG - Bendahara Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Harlin E. Rahardjo, mengaku lebih realistis dalam menancapkan target di Asian Games 2014, tapi tetap mengincar medali.

"Kita terakhir mendapat medali di Asian games itu tahun 1990. Jadi kita inginnya dapat minimal sama yakni perunggu," sebut Harlin.

Menancapkan target minimal dapat medali ini bukan tanpa alasan. Indonesia bakal menemui pesaing terberatnya di Incheon, Korea Selatan, seperti tuan rumah, China, dan Jepang.

Senada dengan Harlin, pelatih renang Albert Santoso mengungkapkan, PRSI optimistis atletnya bisa menyumbang medali.

"Kalau kita lihat di Asian Indoor Games saja bagus. Itu karena tidak ada keikutsertaan Jepang saja. kejuaraan Dunia Barcelona kita juga bisa rangking. Seperti (I Gede) Siman (Sudartawa), dia sudah rangking tiga Asia. Artinya dia cuma kalah dari China dan Jepang untuk nomor 50 meter gaya punggung, dan Indra Gunawan di Asian Indoor dan Martial Arts Games 2013, catatan waktunya juga bagus.

"Jadi kemungkinan kalah cuma dari Jepang saja. Triady juga catatan waktunya oke, perenang Asean pertama yang punya catatan waktu 50 detik.Untuk itu dapat medali, tahun ini saatnya," terangnya.

Menyoal program latihan, Sekretaris Jenderal PRSI Made Suryadana mengatakan, skemanya masih sama. Para atlet masih latihan masing-masing.

"Hanya dukungan pemerintah saja yang masih belum," turunya.

Dukungan yang dimaksud Made, terkait akomodasi pembinaan dan suplemen serta vitamin untuk para atlet.

"Jadi uang pembinaannya, itu belum jelas. Jumlahnya saja sampai sekarang kita masih belum tahu. Mungkin nanti akan sesi pertemuan lagi untuk berkomunikasi tentang itu semua," katanya

Asian Games 2014: Renang Minta Tambahan Kuota



Jakarta, RENANG - Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia menyatakan akan kembali mengajukan empat nama yang pernah ditolak tim seleksi Satuan Pelaksan Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

PRSI awalnya mengajukan sembilan nama untuk dimasukkan ke pemusatan latihan nasional Asian Games 2014. Namun, hanya lima saja yang dinyatakan lolos.

Kelima nama atlet itu adalah Triady Sidiq Fauzi, I Gede Siman Sudartawa, Ricky Angga Wijaya, Indra Gunawan, Glenn Victor Sutanto. Sementara empat nama atlet yang ditolak adalah Angga Wijaya, Fadlan Prawira, Dennis Josua Tiwa, dan Ressa Kania Dewi.

Kabarnya, pencoretan diketahui bukan karena tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan tim seleksi Satlak Prima, melainkan soal kurangnya dana.

"Mereka bilang karena dana, akhirnya Prima mempersempit kuota," ujar Sekretaris Jenderal PRSI, Made Suryadana, usai jumpa pers Master Swimming di Golf Driving Range Senayan, Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Padahal, aku Made, jika melihat data prestasi atletnya, kriterianya sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan tim seleksi Satlak Prima.

"Makanya kita masih coba terus. Ini 'kan sebenarnya atlet-atlet ini yang harus di-suppport pemerintah untuk ke jenjang lebih tinggi lagi agar prestasi mereka juga meningkat. Jadi setelah SEA Games kemarin, mereka ke Asian Games, setelah itu Olimpiade," tambahnya.

Karena, lanjut dia, untuk masalah dana pelatnas PRSI juga belum sanggup. "Kalau keberangkatan mungkin tidak seberapa, tapi pembinaan selama pelatnas ini kan besar juga," ucapnya.

Made berharap keputusan ini belum final. Mereka masih meminta agar diberi ruang untuk berkoordinasi lebih dalam dengan tim dari Satlak Prima.

"Setiap hari jika memang harus komunikasi dengan Satlak kami siap. Intinya kami akan berjuang dan berusaha perihal kuota tersebut," cetusnya.