Meski sebagai tuan rumah, ternyata
Tunas Dwidarto, Komandan kontingen ASG Indonesia ketika
ditemui di lapangan tenis Hayamwuruk Surabaya, mengatakan bahwa Indonesia harus
bekerja ektra keras jika tidak ingin malu di depan publiknya sendiri. Ancaman
yang paling berbahaya adalah negera tetangganya, Malaysia . Dwidarto mengakui hal
itu, menurutnya tim Merah Putih harus punya motivasi ganda jika berhadapan
dengan negeri Jiran. Sebab, tambahnya, berdasar pantauan di lapangan para atlet
Malaysia selalu tampil
ngotot jika menghadapi kontingen Indonesia .
"Yang menjadi tantangan adalah kontingen Malaysia .
Mereka akan tampil habis-habisan jika bertanding lawan kita (Indonesia ).
Jadi kami harus mewaspadai hal itu," kata Tunas Dwidarto.
Untuk memuluskan langkah menjadi runner up,Indonesia membidik 36 keping medali
emas. Ini berdasarkan perhitungan kontingen Indonesia
sebelum berangkat ke Surabaya .
Diakui oleh Dwidarto, melihat keperkasaan Thailand di beberapa tahun terakhir
ASG menjadi alasan kita tidak berani menarget juara umum. “Dapat 36 emas,
itu sebenarnya sudah juara umum. Target realistisnya runnuer up, kalau juara
nampaknya sulit,” tambahnya.
Untuk memuluskan langkah menjadi runner up,
Di ASG ini para kontingen tidak diperbolehkan memberikan
bonus untuk para atletnya. Sebab ini adalah pertarungan antar pelajar, salah
satu alasannya adalah untuk memupuk rasa nasionalisme pada negaranya.
"Setiap negera tidak bisa memberikan bonus, peraturannya sudah seperti itu.
Karena ini masih tingkat pelajar," pangkasnya
(surabayapost)
Klasemen
(3/7):
1. Thailand
(28-21-30)
2. Indonesia
(26-25-19)
3. Vietnam
(25-17-16)
4. Malaysia
(21-28-14)
5. Singapura
(12-15-14
6. Brunai
(1-6-7)
7. Philipina
(0-2-1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar