PEKANBARU – RENANG INDONESIA-: I Gede Siman Sudartawa
menyumbangkan medali emas 200 meter gaya punggung putra di kolam renang Rumbai
Sport Center Pekanbaru, Minggu (9/9).
Siman menjadi yang tercepat dan berhasil memecahkan rekor
dengan waktu 2 menit 07,63 detik. meninggalkan pesaingnya, Ricky Anggawijaya,
Jawa Barat (Jabar), 2 menit 14,96 detik. Kemudian medali perunggu direbut
perenang Bali, Putu Takahide Valentino, 2 menit 15,36 detik. Posisi keempat
diraih Gleen Victor dari Jawa Barat dengan waktu 2 menit 17,14 detik. Untuk
gaya punggung putra nomor 200 meter, hanya diikuti lima provinsi.
Lomba renang di hari pertama juga diwarnai oleh pecahnya
seluruh rekor PON. Data panitia menunjukkan rekor tersebut adalah dari nomor
100 meter gaya bebas putri yang kini dipegang oleh perenang asal Sumatera
Barat, Patrisia Yosita, dengan catatan waktu 58,09 detik. Rekor sebelumnya
dipegang oleh Nancy Suryatmadja dengan catatan waktu 58,71 detik yang
dicetaknya di Tenggarong pada 2008.
Rekor PON atas nama Felix C Sutanto pada nomor 200 meter
gaya punggung putra yang telah bertahan selama 16 tahun dengan catatan waktu 2
menit 8,88 detik berhasil dipecahkan Siman Sudartawa dengan catatan waktu 2
menit 5,01 detik.
Rekor PON ketiga yang berhasil dipecahkan adalah dari nomor
200 meter gaya punggung putri yang kini dipegang perenang Jawa Barat, Yessy V
Yosoputra, dengan catatan waktu 2 menit 21,34 detik.
Rekor PON lama dipegang oleh Elsa M Nasution dengan catatan
waktu 2 menit 21,88 detik. Rekor tersebut juga telah bertahan selama 16 tahun
sejak diciptakan di Jakarta.
Di nomor 400 meter gaya ganti perseorangan putra, perenang M
Akbar Nasution memperbaiki rekor atas namanya sendiri, yaitu dari 4 menit 31,76
detik menjadi 4 menit 31,26 detik. Rekor PON di nomor 200 meter gaya ganti
perseorangan putri atas nama Elfira Rosa Nasution yang diciptakan 16 tahun lalu
dengan catatan waktu 2 menit 22,52 detik juga berhasil dipecahkan oleh Patrisia
Yosita dengan catatan waktu 2 menit 21,52 detik.
Rekor keenam yang dipecahkan pada pertandingan hari pertama
cabang renang adalah dari nomor 4x200 meter gaya bebas estafet putra yang
diciptakan oleh tim Jawa Barat dengan catatan waktu 7 menit 44,72 detik.
Catatan waktu rekor lama adalah 7 menit 56,61 detik yang diciptakan oleh tim
DKI Jakarta di Jakarta 16 tahun lalu.
Rekor ketujuh yang dipecahkan adalah dari nomor 4x200 meter
estafet putri yang diciptakan oleh tim Jawa Barat dengan catatan waktu 8 menit
44,23 detik. Rekor lama dipegang tim Jambi dengan catatan waktu 8 menit 54,86
detik yang diciptakan di Sekayu, Sumsel, tahun 2004.
Dengan sumbangan emas dari Siman, maka Riau kini makin
mantap melangkah. Riau sudah mengumpulkan tiga emas setelah sehari sebelumnya
menyabet dua emas dari dayung.
Sementara itu, Jawa Barat melejit ke posisi teratas klasemen
prolehan medali sementara dengan raihan lima emas, tiga perak, dan empat
perunggu. Setelah itu juara bertahan Jawa Timur dengan tiga emas, tiga perak,
dan dua perunggu. DKI Jakarta di posisi tiga dengan dua emas, lima perak, dan
satu perunggu.
Jakarta dan Jatim berbagi emas pada hari pertama
penyelenggaraan loncat indah. Emas DKI Jakarta dipersembahkan oleh Maria
Natalie Dinda - Sari Ambarwati dari nomor sinkronisasi papan tiga meter putri,
sedangkan emas Jawa Timur dipersembahkan oleh Luthfi Niko Abdillah - M
Nasrullah dari nomor sinkronisasi menara putra.
"Emas ini adalah hasil yang pantas diperoleh anak-anak
setelah dua bulan berlatih di China. Apalagi untuk tim putra yang sebelumnya
tidak ditargetkan memperoleh emas," kata Ketua KONI DKI Jakarta Winny
Erwindia Hasan yang turut mendampingi atlet loncat indah DKI Jakarta itu.
Sementara itu, pelatih senam artistik Jonathan Sianturi
sangat kecewa dengan hasil medali perak yang diperoleh anak asuhnya dalam
pertandingan nomor beregu semua alat yang berlangsung di Gedung Senam Rumbai,
Pekanbaru, Minggu (9/9). Menurut mantan atlet nasional itu, penilaian juri
sangat subjektif sehingga merugikan tim senam DKI yang dipimpinnya di PON
XVIII/2012 ini.
Pada cabang senam yang memperebutkan dua medali emas untuk
beregu putra dan putri Minggu (9/9), medali emas diborong tim Jawa Timur.
Medali perak putra jatuh ke tangan DKI Jakarta, sementara perunggu direbut
Sumatera Selatan. Sedangkan untuk artistik putri, medali perak direbut Sumatera
Selatan dan medali perunggu direbut Jawa Barat.
"Kondisi seperti ini sudah berulang-ulang terjadi.
Kalau kita protes, wasit dan juri mengancam mogok. Biar penilaian lebih adil,
sebaiknya pertandingan senam diawasi oleh pengawas pertandingan," kata
Jonathan Sianturi kepada Suara Karya di Pekanbaru, Minggu. ((Suara
Karya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar