SURABAYA – RENANG INDONESIA - Pada perhelatan PON
XVIII di Riau yang berakhir pekan lalu tim renang Jatim gagal membawa pulang
medali emas. Mereka hanya mampu mengemas 8 perak dan 6 perunggu. Padahal pada
gelaran PON sebelumnya di Kaltim, renang mampu meraih 16 emas. Jumlah tersebut
merupakan sumbangan terbanyak dari semua cabor yang diterjunkan oleh Koni
Jatim. Hal tersebut membuat banyak pihak prihatin.
Mantan Sekretaris Pengprov (Persatuan Renang Seluruh
Indonesia) PRSI Jatim, Imam Marsudi, mengaku prihatin melihat kegagalan tim
renang Jatim di Riau. “Harus dilakukan evaluasi menyeluruh. Ada apa dengan
kegagalan cabor renang di arena PON ini,” ujarnya.
Imam menduga, dalam proses pembinaan bisa saja ada yang
salah. Mulai perekrutan atlet, pelatihan hingga proses seleksi menjadi
sebuah tim. Termasuk keputusan melakukan training di luar negeri. ''Selama ini
kita melakukan TC di China, AS atau Australia. Ada juga TC di Singapura, ini
yang perlu dipertanyakan. Proses latihan kita kurang baik,” kata pemilik klub
renang Indonesia Muda (IM) itu.
Iman mengatakan dari segi hasil pasti ada yang salah. “Tapi
saya nggak tahu persis kondisi di dalam internal tim. Apakah kondusif atau tidak.
Yang jelas, harus dilakukan evaluasi total,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua V KONI Jatim, Soekarno Marsaid
mengusulkan agar cabor yang gagal mendulang emas, seperti renang, terdegradasi
dari Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim.
“Ini aneh, mereka sudah berlatih di Puslatda dan try out ke
luar negeri, tapi tak bisa meraih emas di PON. Ada apa ini?” katanya.
Padahal, renang menjadi salah satu cabor yang mendapat
pelayanan istimewa dari KONI Jatim. Selama empat tahun mereka digodok dalam
Puslatda Jatim 100 jilid II. Kemudian menjelang berangkat ke Riau, para atlet
juga sempat berlatih di Cina dan Singapura seperti Eni Susilowati, Fibriyani
Ratna Marita, Omar Suryaatmaja dan Erlina Yacob.
Sayangnya latihan di Cina dan Singapura itu tidak bisa
mengangkat performa para atlet, buktinya mereka gagal meraih medali emas.
Terpisah, manajer Renang Jatim, Riswanda T Ade, hanya bisa pasrah melihat
kegagalan atletnya menyumbang. “Atlet sudah mencapai waktu terbaik, tapi
ternyata lawan lebih cepat," ucapnya pasrah.
Selain renang, terdapat cabor lain yang sebelumnya menjadi
rajanya emas, kini seret emas, seperti panjat tebing yang ditarget meraih tujuh
emas, tapi hanya meraih dua emas. Demikian juga selam yang diharapkan bisa
merebut enam emas tapi hanya terealisasi empat emas, lima perak dan empat
perunggu. (surabaya post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar