SURABAYA- "Renang Jatim from Zero to Hero. Dulu jadi
pahlawan, kini… Makanya manajemennya jangan sok pinter, tidak menerima masukan.
Atletnya dibuat kayak buruh, harus mengikuti apa yang didinginkan
manajemen," ujar Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid kesal
menanggapi kekalahan total tim renang Jatim di PON Riau.
Kekesalan Abror pantas diluapkan karena para perenang Jatim
selama ini dimanja oleh oleh KONI Jatim. Keinginan untuk mendatangkan pelatih
asal China dipenuhi serta translaternya, try out ke luar negeri dipenuhi.
Bahkan KONI Jatim memberangkatkan atletnya ke dua Singapura dan Cina untuk try
out.
Hasilnya? Prestasi buruk yang diukir perenang Jawa Timur. Di
hari terakhir perebutan emas, Jumat (14/9) di kolam tenang sport center Rumbai,
Jawa Barat berhasil menyapu bersih tujuh medali emas. Sementara Jatim hanya
dapat satu perak dan dua perunggu. Parahnya, dari total 32 emas yang
diperebutkan, Jatim tidak memperoleh sekeping emas pun.
Itu artinya, renang Jatim memberi jalan pada kontingen Jabar
untuk meraih juara umum. Sebab, dari kegagalan renang Jatim ini, Jabar berhasil
panen emas yakni meraih 22 emas dari 32 medali yang diperebutkan. Pencapaian
ini berbanding terbalik ketika PON Kalimantan Timur 2008, kala itu renang
menjadi pahlawan mengantar Jatim menjadi juara umum. Di Kaltim lalu cabor
membawa pulang16 keping emas
Kegagalan itu jelas berdampak pada posisi Jatim di klasemen
perolehan medali. Jika pada Jumat (14/9) siang hingga sore hari Jatim sempat
bercokol di puncak klasemen, kini kebali tergusur oleh Jabar berkat raihan emas
mereka di cabor renang itu.
Ketika dikonfirmasi, salah satu pelatih renang Jatim, Nanik
J. Soewadji enggan berkomentar mengenai kegagalannya. Ia hanya menjelaskan
bahwa Jabar berhasil juara umum. “Nol emas, Jabar sapu bersih tiga emas.
Masalah lainnya, tanyakan saja pada manajer,” ujar Nanik usai mendampingi
atletnya bertanding.
Iranisnya, cabor lain yang tidak mendapat perhatian luar
biasa seperti, malah sukses memenuhi target bahkan melebihi. Contohnya saja
loncat indah, cabor ini sukses memenuhi target lima emas seperti yang
dibebankan KONI Jatim. Selain itu, cabor menembak juga berhasil mengukir
prestasi dengan melampaui target yakni lima emas. Saat ini tujuh emas telah
diperoleh cabor ini, itu masih menyisakan banyak emas lagi yang belum
dipertandingkan.
Sebenarnya masih banyak cabor lagi kurang diperhatikan dan
tidak diberangkatkan try out, tapi justru menjadi lumbung emas bagi Jatim.
Kegagalan ini menjadi sejarah baru bagi dunia renang Jawa
Timur. Sebab di PON sebelum-sebelumnya Jatim tidak pernah absen emas di cabor
ini. Abror menuding, manajemen renang Jatim saat memang sangat hancur. Selama
Puslatda mereka tidak mau menerima masukan.
Karena Jatim gagal, Jabar berhasil cetak sejarah dengan
meraih 22 emas. Selama pagelaran PON, tidak ada provinsi yang dapat meraih
medali emas sebanyak itu dalam sati cabor. "Makanya dari kemarin saya
memikirkan agar cabor ini cepat selesai, " pungkas Abror.m39