Anggap air sebagai sahabat
Di usia empat tahun Ranomi sudah merasa bahwa renang adalah
bagian dari hidupnya. Dia menjadi perenang kuat di nomor individu setelah
merebut emas estafet di Olimpiade 2008.
SUATU hari, pada Juli 1992, Netty Deemter panik ketika
melihat anaknya, Ranomi, gelagapan hampir tenggelam. Tanpa berpikir panjang,
Netty pun langsung nyemplung ke kolam renang untuk menyelamatkan si upik.
Ranomi yang kala itu berusia tiga tahun itu pun selamat.
Hebatnya, kejadian di tengah liburan keluarga di Spanyol yang nyaris merenggut
nyawa itu sama sekali tidak membuat upik yang bernama lengkap Ranomi
Kromowidjojo tersebut trauma.
Sebaliknya, putri pria berdarah Jawa-Suriname Rudy Poniran
Kromowidjojo itu malah menganggap air layaknya sahabat karib. "Saya merasa
terus ingin berenang saat itu. Setahun kemudian, saat berusia empat tahun, saya
sudah menjadi fans fanatik renang. Sepanjang hari, sepanjang waktu, saya
habiskan di kolam renang," kata Ranomi yang pada 20 Agustus mendatang
berusia 22 tahun itu kepada majalah Elle edisi Belanda.
Persahabatan dengan air, dibarengi dengan kerja keras,
itulah yang akhirnya mengantarkan Ranomi menjadi ratu renang Belanda. Di Negeri
Kincir Angin tersebut, gadis berambut agak ikal itu dijuluki DeNieuwe (The New)
Inge de Bruijn, merujuk kepada mantan perenang Belanda juara Olimpiade empat
kali dan pemegang rekor dunia.
Seperti Inge, Ranomi juga meraih tiga emas Olimpiade dalam
dua Olimpiade, 2008 dan 2012 (selengkapnya lihat grafis). Sayangnya, pada
Kejuaraan Dunia Renang 2013 yang tengah berlangsung di Barcelona , Spanyol, prestasi Ranomi sedikit
merosot.
Dia hanya mampu merebut dua perunggu dalam nomor 4 x 100
meter dan 100 meter gaya
bebas. Namun, dia bertekad untuk mendapatkan emas di nomor favoritnya, 50 meter
gaya bebas,
hari ini (4/8).
Pembandingan Ranomi dengan De Bruijn memang tidak
terhindarkan. Keberhasilannya merebut emas 50 meter dan 100 meter gaya bebas di
Olimpiade 2012 menjadikan Ranomi perenang putri Belanda pertama yang memenangi
nomor sprint gaya bebas setelah De Bruijn melakukannya pada Olimpiade Sydney
2000. Selain meraup emas 50 meter dan 100 meter gaya
bebas, 13 tahun lalu De Bruijn juga mendapat emas 100 meter gaya kupu-kupu.
"Tentu kehormatan besar mendapat predikat itu (The New)
Inge de Bruijn. Saya juga sangat respek kepada dia. Namun, saya lebih suka
orang memanggil saya Ranomi saja," ucap perempuan yang sekarang paling
terkenal di desa kelahirannya, Sauwerd, sekitar 15 kilometer dari Groningen,
Belanda, itu.
Ranomi sudah merasa renang adalah bagian dari hidupnya
ketika menginjak usia empat tahun. Pada saat itu, dia sudah mendapat sertifikat
diploma A untuk kemampuannya menjadi "manusia ikan".
Ranomi lantas bergabung dengan klub Ducalf di Bedum untuk
mendapat diploma B. Dari situlah kemampuan kompetitif Ranomi mulai terasah.
Untuk kian mempertajam kemampuannya, setiap pagi Ranomi juga berlatih di klub
renang Trivia Groningen di bawah asuhan Siep van Royen.
Di usia yang masih sangat belia, 10 tahun, Ranomi pun telah
berkomitmen untuk latihan habis-habisan pagi dan sore. Dalam tempo cepat, dia
mampu mengukir namanya di pentas nasional. Semua kejuaraan level regional Groningen dia menangi.
Hingga akhirnya, dia menembus tingkat nasional Belanda.
"Saya tidak terlalu iri dengan teman-teman yang
menghabiskan waktu dengan bermain. Saya hanya ingin berenang. Dan itu
menyenangkan, kok," katanya.
Karena prestasi hebatnya, pada usia 15 tahun, dia sudah
menjadi bagian dari tim inti timnas renang junior Belanda yang dipimpin duet
pelatih Marcel Wouda dan Jeanet Mulder. Hanya setahun di level junior, Ranomi
sudah memperkuat tim senior Belanda dan merebut perak nomor estafet 4 x 100
meter pada Kejuaraan Eropa di Budapest, Hungaria.
Menjelang Kejuaraan Dunia Renang 2007 di Melbourne, Ranomi
mulai bimbang: terus sekolah atau berenang. Sebab, pada waktu itu, setelah
kualifikasi kejuaraan dunia, ujian akhir sekolah akan dilaksanakan. "Tapi,
saya akhirnya yakin bisa melakukan keduanya; bersekolah dan berenang,"
tegasnya.
Tekad Ranomi itu pun akhirnya membuahkan hasil. Bersama Inge
Dekker, Femke Heemskerk, dan Marleen Veldhuis, Ranomi merebut medali perunggu 4
x 100 meter di Melbourne. Meskipun, prestasi individualnya belum terlalu
benderang saat itu.
Karena merasa mentok di nomor individu, Ranomi mengasah
kemampuan untuk terus tampil pada nomor 4 x 100 meter gaya bebas. Perjuangannya tersebut tidak sia-sia.
Tim Belanda akhirnya mendapat medali emas Olimpiade Beijing 2008.
Meski menjadi juara Olimpiade nomor beregu, Ranomi belum
puas. Sesaat setelah pulang dari Beijing , dia
memutuskan pindah ke Eindhoven
untuk berlatih lebih keras lagi di bawah trainer top Belanda Jacco Verhaeren.
Sembari terus merajai kejuaraan Eropa dan dunia nomor
estafet, Ranomi menyimpan asa untuk bisa mendapat emas Olimpiade individual.
Target terbesarnya adalah Olimpiade London 2012.
Mimpi Ranomi itu menjadi kenyataan. Dia meraih dua emas 50
meter dan 100 meter gaya
bebas. Namun, ironisnya, di nomor estafet 4 x 100 meter yang selama ini menjadi
andalan Belanda, Negeri Tulip hanya mendapat perak setelah kalah oleh tim
Australia yang dipimpin Cate Campbell, perenang yang justru lama menjadi
pengagum Ranomi. (nur/c4/ttg)
Data:
Nama Lengkap: Ranomi Kromowidjojo
Kebangsaan: Belanda
Tanggal Lahir:20 Agustus 1990 (22 tahun)
Empat Lahir: Sauwerd, Belanda
Tinggi:178 cm
Berat: 67 kg
Spesialisasi:Gaya
Bebas
Klub: Nationaal Zweminstituut Eindhoven
Daftar Medali:
Emas Olimpiade Beijing 2008 4 x 100 meter bebas
Emas Olimpiade London 2012 50 meter bebas
Emas Olimpiade London 2012 100 meter bebas
Perak Olimpiade London 2012 4 x 100 meter bebas
Emas Roma 2009 4 x 100 meter bebas
Emas Shanghai 2011 4 x 100 meter bebas
Perak Shanghai 50 meter bebas
Perunggu Melbourne 2007 4 x 100 meter bebas
Perunggu Shanghai 2011 100 meter bebas
Perunggu Barcelona 2013 4 x 100 meter bebas
Emas Manchester 2008 4 x 200 meter bebas
Emas Dubai 2010 50 meter bebas
Emas Dubai 2010 100 meter bebas
Emas Dubai 2010 4 x 100 meter bebas
Emas Eindhoven 2008 4 x 100 meter bebas
Perak Budapest 2006 4 x 100 meter bebas
Emas Debrecen 2007 4 x 50 meter bebas
Emas Rijeka 2008 4 x 50 meter gaya ganti
Emas Istanbul 2009 4 x 50 meter bebas
Emas Istanbul 4 x 50 meter gaya ganti
Emas Eindhoven 2010 50 meter bebas
Emas Eindhoven 2010 100 meter bebas
Emas Eindhoven 2010 4 x 50 meter bebas
Emas Eindhoven 2010 4 x 50 meter gaya ganti
Perak Istanbul 2009 50 meter bebas
Perak Istanbul 2009 100 meter bebas
Perunggu Rijeka 2008 100 meter bebas
Catatan Waktu Terbaik:
Rekor Dunia 4 x 100 m bebas, 3:31,72 detik, bersama Inge
Dekker, Femke Heemskerk, Marleen Veldhuis di Kejuaraan Dunia 2009, Roma.
50 m bebas, 24.05 detik di London (4/8/2012)
Rekor dunia: 23.73 detik, Britta Steffen (Jerman) tahun 2009
100 m bebas52.75 detik, Eindhoven (13/4/2012)
Rekor Dunia: 52.07 detik, Britta Steffen (Jerman) tahun 2009
200 m bebas 1:59.77 detik, Eindhoven (22/3/2008)
Rekor Dunia: 1:52.98 detik, Federica Pellegrini (Italia)
tahun 2009
50 m punggung 28.70 detik, Eindhoven (5/12/2008)
Rekor Dunia: 27.06 detik, Zhao Jing (Tiongkok) tahun 2009
100 m punggung 1:05.90 detik, di Amsterdam, (3/6/2007)
Rekor Dunia: 58.12 detik, Gemma Spofforth (Inggris Raya),
tahun 2009
50 m Kupu-kupu25.74 detik, di Eindhoven, (7/4/2011)
Rekor Dunia: 25.07 detik, Therese Alshammara (Swedia) tahun
2009
100 m Kupu-kupu59.72 detik, di Eindhoven, (13/6/2009)
Rekor Dunia: 55.98 detik,Dana Vollmer (Amerika Serikat) 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar