Siman yang turun atas nama klub Milenium Akuatik Lumba-luma Riau ini mencetak rekor KRAPSI baru di nomor 200 meter
Di nomor 200 meter
Di ajang KRAPSI yang berlangsung di kolam renang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Hingga jari ketiga, ESG masih memimpin dengan 749 poin, diikuti Petrokimia Gresik, Aquarius Bandung, Milenium Aquatic Jakarta yang menggeser Tirta Merta Bandung.
Hingga hari ketiga ini, keluhan juga masih terjadi di kalangan atlet peserta terutama menyangkut selisih waktu yang tercatat.
Banyak atlet peserta mau pun pelatih klub peserta mengeluh tentang waktu hasil lomba berdasar pencatat waktu elektronik dengan menggunakan touch-pad yang ternyata lebih buruk daripada penghitung waktu manual.
Selisih waktu yang tercatat ini menjadi masalah untuk para atlet yang terpaksa membayar denda sebesar Rp100 ribu karena tidak menembus limit KRAPSI.
"Anak saya mencatat perbedaan atau selisih waktu yang cukup banyak antara yang saya catat menggunakan stopwatch dengan pencatat waktu elektronik yang digunakan di kolam. Namun selisih ini membuat saya harus membayar denda," kata ibu seorang atlet asal Bekasi, Jawa barat.
Tiadanya scoring board yang menunjukkan hasil lomba secara seketika memang mengecewakan banyak atlet peserta mau pun penonton. Selain hasilnya terasa meragukan, namun terutama justru mengurangi serunya persaingan antarperenang. Penonton jadi sulit mengetahui siapa pemenang, apalagi apabila terjadi persaingan ketat dengan perbedaan waktu yang sangat tipis. KRAPSI ke 34 di Bandung akan berakhir Minggu (30/12).
(Kompas.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar