Ricky Anggawidja adalah perenang berbakat yang menjadi andalan Jawa Barat menghadapi event-event nasional. Diperkirakan Ricky nantinya akan menjadi salah satu pengganti keperkasaan Glenn Victor.
Rickylah yang mengatarkan daerah Jawa Barat keluar sebagai Juara pada Olimpiade Siswa Nasional 2008, dengan memperoleh 5 medali emas, 1 perak, 1 perunggu. Perolehan medali Jawa Barat disumbang perenang putra Ricky Angga Wijaya yang meraih 2 emas 1 perunggu dan putri Aida Rahmi Sobirin, 3 emas 1 perak.
Kegiatan yang berlangsung di Kolam Renang Ragunan, Jakarta, 4 dan 5 Agustus 2008 tersebut, Ricky berhasil memecahan dua rekor nasional usia dini, masing-masing pada nomor 50 meter gaya punggung dan 100 meter gaya bebas putra. Ricky berhasil memecahkan rekor nomor 50 meter gaya punggung dengan catatan 34,01 detik, lebih tajam dari rekor yang dicatat Alexis W Ohmar, 34,81 detik di Jakarta, 10 Agustus 2007. Rekor Alexis pada nomor 100 meter gaya bebas juga dipecahkan oleh Ricky dalam waktu 01:03,17, lebih tajam dari catatan Alexis, 01:04,27 yang ditorek di Jakarta , 12 Agustus 2005.
Ricky mulai mengenal dunia renang sejak kecil ketika ikut ibunya mengantar kedua kakaknya berenang di Klub Aquarius. Niatnya untuk berenang demikian besar sehingga ia secara khusus berenang privat pada Ka Wawa lantaran usia masih sekitar lima tahun.
Setelah TK, oleh ibunya Ricky masuk Anazon karena dekat rumahnya di Batununggal, Bandung dan disana sempat berlatih selama 6 bulan. Agar lebih serius lagi, sejak 2004 Ricky masuk Elfiran Swima Gemilang (ESG) Bandung . Pada awal Ricky dilatih ka Jaja setelah sempat sekitar setahun ditangan Jaja, Ricky karena menunjukkan bakat dan kemampuannya akhirnya ditangani langsung oleh Nizar.
Bila pada awalnya Ricky berlatih seminggu tiga kali di horizon, kini Ricky harus berlatih enam kali seminggu tiap sore dan tambahan pagi kalau hari libur atau menjelang event besar.
Selama latihan, mama Ricky, Melly, selalu setia menemaninya. Meski tiap hari melihat kolam, Melly tidak merasa bosan karena disana bukan cuma Melly sebab ada juga beberapa ibu diantaranya mama atlet yunior Jabar, Kenny Lisanputera.
Persaingan sesama atlet dalam satu klub tidak menjadi masalah bagi Ricky, jalani saja. Dan demikian juga bagi Melly tidak menjadi masalah ada persaingan sesama atlet dalam satu klub.
“Biarin aja gimana anaknya. Karena masih kecil belum bisa dilihat bagaimana nantinya, tak perlu ribut-ribut. Jalani saja, kalah menang biasa,” ujar Melly.
Sejak kecil Ricky ingin jadi perenang nasional, maka Ricky dimasukkan ke sekolah yang mendukung karir Ricky agar bebannya tidak terlalu berat.
Selama ini sekolah sangat mendukung karir Ricky dengan memberikan ijin bertanding pada event-event besar, meski ada ujian sekolah. Misalnya waktu kejurnas di Solo 2007, Ricky minta ijin sekolahnya. Bagi Melly sendiri a akan melihat evennya, kalau biasa saja ia lebih memilih kegiatan sekolah.
Bagi sekolah juga ada untungnya kalau anak didiknya berhasil menjadi perenang ternama karena citra sekolah menjadi bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar