Nama atlet perkumpulan renang Aquarius Bandung ini masuk bersama delapan atlet renang lainnya yang dipersiapkan dalam pelatnas Asian Games Incheon yang akna berlangsung September mendatang. Kedelapan nama tersebut adalah Triady Fauzi, Gde Siman Sudartawa, Indra Gunawan, Glenn Victor Susanto, Ricky Anggawijaya, Dennis Joshua Tiwa, Alexis Wijaya Ohmar dan Ressa Kania Dewi.
Menurut pelatih kepala Indonesia, Hartadi Nurjojo, pemilihan nama-nama ini berdasar prestasi terakhir yaitu medali emas di SEA Games Naypyidaw, Desember lalu serta syarat minimal dari Satlak Prima yaitu 106 persen dari catatan waktu peraih medali perunggu di Asian Games di Guangzhou pada 2010 lalu.
Dari delapan nama tersebut, Fadlan yang lahir di
Menurut Hartadi, nama Fadlan dimasukkan dalam skuad Pelatnas karena keberhasilannya memecahkan rekornas nomor 1.500 meter atas nama Steven Chandra yaitu 16 menit 02.00 detik yang telah berumur 14 tahun.
Fadlan memperbaiki rekor Steven dengan catatan waktu 15 menit 59.16 detik di ajang KRAPSI 2013 di Jakarta, 29 Desember 2013. Catatan ini menjadi spektakuler bukan karena merupakan rekor yang terlama yang belum terpecahkan, namun juga karena Fadlan menjadi orang Indonesia pertama yang mencatat waktu di bawah 16 menit untuk nomor 1.500 meter.
Sebagai perbandingan, peraih medali perunggu di Asian Games 2010 di Guangzhou lalu tercatat atas nama atlet China, Zhang Lin dengan catatan waktu 15 menit 22.03 detik. Sementara medali emas dan perak tercatat atas nama dua perenang utama dunia yaitu Sun Yang (China) dnegan catatan waktu 14 menit 35.43 detik serta Park Tae Hwan (Korea) dengan catatan waktu 15 menit 01.72 detik.
Fadlan sendiri mengaku tidak percaya namanya diusulkan masuk dalam Pelatnas Asian Games. "Jangankan ikut Asian Games, ikut SEA Games saja belum terbayang," kata siswa SMA Negeri 20, Gedung Sate,
Menurut putera pasangan Dedi Gunadi dan Afiyah ini, ia telah
terbiasa untuk tidak berlebihan bila menanggapi suatu berita gembira
berkaitan dengan prestasinya di dunia renang. Beberapa pengalaman buruk karena
tidak terplih mewakili Jawa Barat di beberapa event di masa lalu, membuat
Fadlan memilih sikap itu.
"Pada masa lalu, Fadlan sering tidak terpilih mewakili daerah di ajang seperti pekan Olah raga Pelajar Nasional (Popnas) 2011 atau O2SN meski dari peringkat dan waktu dia lebih baik dari wakil yang berangkat," kata ayah Fadlan, Dedi Gunadi.
"Ia dikalahkan karena ada perenang-perenang yang memiliki latar belakang pendukung yang lebih kuat. Seperti pelatih yang baik atau perkumpulan yang lebih memiliki nama," kata Dedi.
Dengan alasan inilah, Dedi kemudian memindahkan anaknya untuk berlatih di perkumpulan renang Aquarius Bandung dengan pelatih mantan atlet nasional Donny Budiarto Utomo.
Menurut Donny, potensi utama Fadlan -selain talenta- adalah pada keinginannya untuk mencoba hal yang baru dan menguasai hal tersebut dengan sempurna. "Pada dasarnya, Fadlan itu perfeksionis. Ia lebih memilih menguasai satu nomor atau satugaya
ketimbang mencoba di banyak nomor," kata Donny, peraih medali emas SEA
Games 2003 dan 2005 ini.
Melihat potensi dan karakter inilah, Donny kemudian yakin Fadlan akan mampu mencatat prestasi baik di nomor 1.500 meter. "Saat KRAPSI 2013 kemarin, sebenarnya Fadlan tampil buruk di dua hari pertama. Tetapi saat turun di nomor 1.500 meter di hari terakhir, saya katakan kepada dia, sekarang kamu pasti bisa mecahin rekornas," kata Donny.
Menurut Donny , ia dan Fadlan memiliki keyakinan itu,
karena prestasi perenangnya tersebut memang menunjukkna grafik naik di
nomor 1.500 meter pada 2013 lalu. "Bulan sebelumnya di ajang 4th Asian
School Swimming Championship (ASSC) di Macau, November lalu, ia sudah
mencatat waktu hampir di bawah 16 menit. Berarti ini tinggal masalah waktu," lanjut Donny.
Fadlan sendiri mengaku tidak menyesal memilih nomor 1.500 meter yang sebenarnya tergolong sepi peminat. Apalagi saat dikatakan bahwa di nomor 1.500 metergaya bebas di ajang SEA Games, Indonesia terakhir kali meraih
medali emas oleh Kristiono Sumono di Kuala Lumpur 1977.
"Justru itu yang menjadi motivasi saya. Saya ingin mematahkan mitos bahwa atlet renangIndonesia
tidak bisa menjadi yang nomor satu di nomor jarak jauh. Toh saya sudah mampu
menembus limit psikologis dengan berenang di bawah 16 menit," kata Fadlan.
(Kompas.com)
"Pada masa lalu, Fadlan sering tidak terpilih mewakili daerah di ajang seperti pekan Olah raga Pelajar Nasional (Popnas) 2011 atau O2SN meski dari peringkat dan waktu dia lebih baik dari wakil yang berangkat," kata ayah Fadlan, Dedi Gunadi.
"Ia dikalahkan karena ada perenang-perenang yang memiliki latar belakang pendukung yang lebih kuat. Seperti pelatih yang baik atau perkumpulan yang lebih memiliki nama," kata Dedi.
Dengan alasan inilah, Dedi kemudian memindahkan anaknya untuk berlatih di perkumpulan renang Aquarius Bandung dengan pelatih mantan atlet nasional Donny Budiarto Utomo.
Menurut Donny, potensi utama Fadlan -selain talenta- adalah pada keinginannya untuk mencoba hal yang baru dan menguasai hal tersebut dengan sempurna. "Pada dasarnya, Fadlan itu perfeksionis. Ia lebih memilih menguasai satu nomor atau satu
Melihat potensi dan karakter inilah, Donny kemudian yakin Fadlan akan mampu mencatat prestasi baik di nomor 1.500 meter. "Saat KRAPSI 2013 kemarin, sebenarnya Fadlan tampil buruk di dua hari pertama. Tetapi saat turun di nomor 1.500 meter di hari terakhir, saya katakan kepada dia, sekarang kamu pasti bisa mecahin rekornas," kata Donny.
mencatat waktu hampir di bawah 16 menit. Berarti ini tinggal masalah waktu," lanjut Donny.
Fadlan sendiri mengaku tidak menyesal memilih nomor 1.500 meter yang sebenarnya tergolong sepi peminat. Apalagi saat dikatakan bahwa di nomor 1.500 meter
"Justru itu yang menjadi motivasi saya. Saya ingin mematahkan mitos bahwa atlet renang