Selasa, 21 Januari 2014

Fadlan Ingin Patahkan Mitos di 1.500 Meter

BANDUNG, RENANG - Atlet renang muda, Aflah Fadlan Prawira mengaku  tidak menyangka namanya diusulkan masuk dalam pemusatan latihan nasional Asian Games 2014/Incheon.

Nama atlet perkumpulan renang Aquarius Bandung ini masuk bersama delapan atlet renang lainnya yang dipersiapkan dalam pelatnas Asian  Games Incheon yang akna berlangsung September mendatang. Kedelapan nama tersebut adalah Triady Fauzi, Gde Siman Sudartawa, Indra Gunawan, Glenn Victor Susanto, Ricky Anggawijaya, Dennis Joshua Tiwa, Alexis Wijaya Ohmar dan Ressa Kania Dewi.

Menurut pelatih kepala Indonesia,  Hartadi Nurjojo, pemilihan nama-nama ini berdasar prestasi terakhir yaitu medali emas di SEA Games Naypyidaw, Desember lalu serta syarat minimal dari Satlak Prima yaitu 106 persen dari catatan waktu peraih medali perunggu di Asian Games di Guangzhou pada 2010 lalu.

Dari delapan nama tersebut, Fadlan yang lahir di Cirebon pada 13  November 1997 ini memang paling muda.  Ia juga paling minim pengalaman internasional dengan pengalaman pertama mengikuti ajang Asean Age di Brunei pada 2013 lalu.

Menurut Hartadi, nama Fadlan dimasukkan dalam skuad Pelatnas karena keberhasilannya memecahkan rekornas nomor 1.500 meter atas nama Steven Chandra yaitu 16 menit 02.00 detik yang telah berumur 14 tahun.

Fadlan memperbaiki rekor Steven dengan catatan waktu 15 menit 59.16 detik di ajang KRAPSI 2013 di Jakarta, 29 Desember 2013. Catatan ini menjadi spektakuler bukan karena merupakan rekor yang terlama yang belum terpecahkan, namun juga karena Fadlan menjadi orang Indonesia pertama yang mencatat waktu di bawah 16 menit untuk nomor 1.500 meter.

Sebagai perbandingan,  peraih medali perunggu di Asian Games 2010 di Guangzhou lalu tercatat  atas nama atlet China,  Zhang Lin dengan catatan waktu 15 menit 22.03 detik. Sementara medali emas dan perak tercatat atas nama dua perenang utama dunia yaitu Sun Yang (China) dnegan catatan waktu 14 menit 35.43 detik serta Park Tae Hwan (Korea) dengan catatan waktu 15 menit 01.72 detik.

Fadlan sendiri mengaku tidak percaya namanya diusulkan masuk dalam Pelatnas Asian Games. "Jangankan ikut Asian Games, ikut SEA Games saja  belum terbayang," kata siswa SMA Negeri 20, Gedung Sate, Bandung ini.
Menurut putera pasangan Dedi Gunadi dan Afiyah ini, ia telah terbiasa  untuk tidak berlebihan bila menanggapi suatu berita gembira berkaitan dengan prestasinya di dunia renang. Beberapa pengalaman buruk karena tidak terplih mewakili Jawa Barat di beberapa event di masa lalu, membuat Fadlan memilih sikap itu.

"Pada masa lalu, Fadlan sering tidak terpilih mewakili daerah di  ajang seperti pekan Olah raga Pelajar Nasional (Popnas) 2011 atau  O2SN meski dari peringkat dan waktu dia lebih baik dari wakil yang berangkat," kata ayah Fadlan, Dedi Gunadi.

"Ia dikalahkan karena  ada perenang-perenang yang memiliki latar  belakang pendukung yang lebih kuat. Seperti pelatih yang baik atau  perkumpulan yang lebih memiliki nama," kata Dedi.

Dengan alasan inilah, Dedi kemudian memindahkan anaknya untuk  berlatih di perkumpulan renang Aquarius Bandung dengan pelatih mantan  atlet nasional Donny Budiarto Utomo.

Menurut Donny, potensi utama Fadlan -selain talenta- adalah pada  keinginannya untuk mencoba hal yang baru dan menguasai hal tersebut  dengan sempurna. "Pada dasarnya, Fadlan itu perfeksionis. Ia lebih  memilih menguasai satu nomor atau satu gaya ketimbang mencoba di  banyak nomor," kata Donny, peraih medali emas SEA Games 2003 dan 2005 ini.

Melihat potensi dan karakter inilah, Donny kemudian yakin Fadlan akan  mampu mencatat prestasi baik di nomor 1.500 meter. "Saat KRAPSI 2013  kemarin, sebenarnya Fadlan tampil buruk di dua hari pertama. Tetapi  saat turun di nomor 1.500 meter di hari terakhir, saya katakan kepada dia, sekarang kamu pasti bisa mecahin rekornas," kata Donny.

Menurut Donny, ia dan Fadlan memiliki keyakinan itu, karena  prestasi perenangnya tersebut memang menunjukkna grafik naik di nomor 1.500 meter pada 2013 lalu. "Bulan sebelumnya di ajang 4th Asian School Swimming Championship (ASSC) di Macau, November lalu, ia sudah
mencatat waktu hampir di bawah 16 menit. Berarti ini tinggal masalah waktu," lanjut Donny.

Fadlan sendiri mengaku tidak menyesal memilih nomor 1.500 meter yang sebenarnya tergolong sepi peminat.  Apalagi saat dikatakan bahwa di nomor 1.500 meter gaya bebas di ajang SEA Games, Indonesia terakhir kali meraih medali emas oleh Kristiono Sumono di Kuala Lumpur 1977.

"Justru itu yang menjadi motivasi saya. Saya ingin mematahkan mitos bahwa atlet renang Indonesia tidak bisa menjadi yang nomor satu di nomor jarak jauh. Toh saya sudah mampu menembus limit psikologis dengan berenang di bawah 16 menit," kata Fadlan. (Kompas.com)


Senin, 20 Januari 2014

Renang Diharap Sumbang Medali Asian Game

Jakarta, RENANG - Penunjukkan nama 9 atlet ke Pelatnas Asian Games 2014/Incheon baru merupakan langkah awal dan belum final.

Hal ini diungkapkan oleh pelatih nasional Albert C. Sutanto. Menurut Albert, 9 nama tersebut merupakan atlet-atlet dengan prestasi yang catatan waktunya memenuhi kriteria yang diberikan oleh Satlak Prima.

"Satlak Prima memberi syarat kepada kami yaitu atlet dengan catatan waktu 106 persen dari catatan waktu peraih medali perunggu di Asian Games 2010 lalu," kata Albert, pekan lalu. "Dari syarat ini, kami dapat menjaring 9 nama." kata Albert.

Syarat ini menjadi sayarat lain, selain nama-nama atlet peraih medali emas di ajang pesta olah raga Asia Tenggara (Sea Gamse) XXVII/2013 di Naypyidaw, Myanmar lalu.

Dari kedua persyaratan tersebut terjaring nama-nama Triady Fauzi, Gde Siman Sudartawa, Glenn Victor Sutanto,  Indra Gunawan dan Ricky Anggawijaya yang meraih medali emas SEA Games.

Nama-nama ini kemudian ditambah nama Dennis Joshua Tiwa dan Alexis Wijaya Ohmar sebagai atlet cadangan untuk estafet gaya ganti, serta A. Fadlan Prawira yang dianggap memenuhi syarat untuk nomor 1.500 meter gaya bebas putra.

Menurut pelatih kepala Hartadi Nurtjojo pemasukan nama Fadlan juga karena perenang asuhan Doni B. Utomo ini dianggap berpotensi untuk menembus limit A untuk lolos ke Olimpiade Remaja (Youth Olympic) yang akan berlangsung di Nanjing, China  pada Agustus 2014.

Sementara di bagian puteri hanya terjaring satu nama yaitu Ressa Kania Dewi. Ressa lolos karena merupakan atlet puteri dengan prestasi terbaik di SEA Games Naypyidaw yaitu peraih medali perak sekaligus mencatat rekornas baru. "Yessy V. Yosaputra juga meraih medali perak, namun catatan waktunya menurun," kata Albert.

Namun penentuan nama tim inti dari  9 nama ini masih akan melalui proses promosi degradasi pada sekitar bulan April-Mei. "Tolok ukur kita adalah kemajuan yang mereka catata pada event yang ditentukan, seperti Singapore Open pada Maret mendatang," kata Albert. "Dari sini kita lihat apakah akan ada nama yang dicoret, atau mungkin akan ada nama baru."

Dengan status pelatnas Asian Games ini, maka diharap atlet-atlet yang berlatih di luar negeri akan bergabung di Pelatnas dalam negeri yang ada di Jakarta dan Bandung. Selama ini dua anggota tim estafet berlatih di luar negeri yaitu Indra Gunawan (Hungaria) dan Glenn Victor Sutanto (Singapura). "Mereka akan diminta berlatih di Jakarta atau Bandung."

Albert sudah menyerahkan nama-nama ini ke Satlak Prima pada Kamis pekan lalu. "Kami menargetkan setidaknya ada 2 medali dari cabang renang, yaitu nomor estafet atau satu dari nomor 50 meter. Di nomor 50 meter gaya punggung, catatan waktu Siman Sudartawa saat ini masih terbaik ketiga di Asia," katanya.

Indonesia gagal meraih medali di cabang renang Asian Games sejak terakhir kali Richard Sam Bera melakukannya di Beijing pada 1990. (Kompas.com)

Rabu, 15 Januari 2014

Menangkap yang Indah di Kolam Renang

JAKARTA, RENANG — Dalam ajang KRAPSI ke-35, 26-29 Desember lalu, seorang rekan wartawan bertanya, "Mas, itu perenang yang kayak Bruno Mars siapa namanya?"

Saya bukan memandang orang yang ditunjuk rekan tadi, melainkan justru memandang ke arah teman saya ini. "Lho, kamu belum kenal sosok Siman Sudartawa?"

Rekan wartawan tersebut meminta saya mengerti karena dia orang baru di olahraga dan biasanya dia meliput sepak bola. Namun, kalimat terakhirnya yang membuat saya merenung, "Habis atlet renang jarang dikenal, sih...."

Renang memang tidak sepopuler sepak bola atau bulu tangkis di tanah ini. Zaman renang dengan taburan bintang sejak masa Gerald HP Item, Lukman Niode, Richard Sam Bera, Felix, dan Albert Sutanto, ataupun Elsa Manora Nasution sudah lama berlalu.

Magnet untuk menarik media datang ke kolam renang pun tidak besar, kecuali untuk event besar seperti Pekan Olah Raga Nasional (PON) ataupun SEA Games.

Sepinya daya tarik ini pun ditambah dengan kurangnya pengetahuan insan renang tentang peran media massa.  Akibatnya, pada banyak kejuaraan renang, prosedur standar buat pelayanan media tidak pernah dipenuhi.

Jangan berharap soal media room atau media center, tidak adanya media person yang menjadi penghubung antara media dan panitia, pengurus dan—terutama—atlet sering kali diabaikan. Wartawan terkadang harus berusaha sendiri mencari tahu apakah ada rekor terpecahkan, siapa itu pemecah rekor, atau bagaimana mendapat kesempatan mewawancara atlet tersebut.

Padahal secara visual, renang menjanjikan liputan yang luar biasa. Adalah Asep Hidayat yang sejak dua tahun terakhir selalu "mengasah" kemampuannya dengan mengabadikan momen-momen di kolam renang.

"Di kolam, tantangannya lebih besar. Sulit sekali menangkap momen yang pas dan bagus. Benar-benar butuh kesabaran dan kejelian," kata Asep yang telah 30 tahun berprofesi sebagai fotografer dan pernah memotret sofbol dan skuas.

Menurut Asep, keindahan olahraga renang bukan hanya dari visual fisik, melainkan juga dari gerakan para atlet. "Saya paling suka menangkap ekspresi atlet saat start. Bagaimana mereka melayang dengan ekspresi yang berbeda-beda," kata Asep lagi.

Keindahan itu juga dilihat Asep di luar kolam. "Saya paling suka denganphoto-candid, menangkap gaya dan ekspresi orang-orang di luar kolam. Baik itu atlet, orangtua, (maupun) wasit," katanya.

Asep bahkan sudah menangkap keindahan renang sejak di KRAPSI Surabaya (2011), Bandung (2012), serta kejurnas di Lombok pada 2013.


Figur seperti Asep Hidayat inilah yang sebenarnya bisa menjadi ujung tombak apabila renang ingin kembali eksis sebagai olahraga utama negeri ini.

Ini sejalan dengan harapan Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sandiaga Uno pada awal ia terpilih. "Renang butuh ikon. Ia harus figur yang tidak semata bagus prestasinya, tetapi punya potensi dalam dirinya untuk menjadi bintang. Antara lain tentunya, kemampuan menghadapi media," kata Sandiaga.

Jadi, untuk mengembalikan penonton ke kolam renang, tentunya tidak perlu mendatangkan bintang hiburan, bahkan sekelas Bruno Mars sekalipun....(kompas.com)

Sabtu, 11 Januari 2014

Tidak sekedar Asia

Usulkan tryout ke Eropa dan AS.

JAKARTA - RENANG. Mau prestasi, harus siap berkorban materi. Itulah yang ingin disampaikan cabor renang untuk persiapannya sebelum terjun dalam Asian Games 2014 Incheon, September-Oktober mendatang. PB PRSI tidak menginginkan persiapannya nanti cenderung tidak sepenuh hati.
PRSI mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk semakin total. Khusus untuk Asian Games, induk olahraga renang nasional itu mempunyai planning melakukan try out di luar Asia, dan untuk program tersebut Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa jadi sasarannya.
"Kalau menginginkan prestasi besar, ya lawan tandingnya harusnya juga jangan selevel, harus lebih bagus lagi. Dengan bersaing melawan perenang yang punya kemampuan jauh di atasnya, perenang Indonesia pasti lebih semangat lagi, karena mereka seperti punya pemacunya," ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PRSI, Heru Purwanto, kemarin (9/1).
Hingga saat ini, rancangan program itu memang masih belum disampaikan kepada pihak Komite Olahraga Indonesia (KOI). PRSI menunggu kepastian apakah renang juga masuk di dalam cabor yang dikirim ke Incheon atau tidak. Hanya, berkaca dari hasil apiknya di SEA Games 2013 lalu, cabor akuatik itu masih punya peluang untuk melenggang ke Asian Games.
PRSI akan menunggunya sampai akhir bulan ini dimana pihak KOI akan menentukan cabor apa saja yang akan masuk dalam prioritas pengiriman di Asian Games. "Semoga itu bisa secepatnya diumumkan bulan ini, sehingga kami bisa direstui berangkat ke luar negeri dalam waktu dekat dan hasilnya pun bisa maksimal," ungkap ketua harian PRSI DKI Jakarta itu.
Persoalan anggaran, menurut Heru, sejatinya bisa disiasati. PRSI pun siap jika nantinya diminta sharing anggaran seperti yang akan ditawarkan untuk cabor sepakbola. Syaratnya, itu dilakukan jauh hari sebelumnya.
"Untuk pengeluarannya, mungkin untuk di Asia kami bisa try out selama tiga pekan, bisa diubah menjadi dua pekan jika di Eropa, kan masih bisa di-manage," imbuhnya.
Salah satu perenang andalan Indonesia, Triady Fauzi Shiddiq mendukung rencana PRSI untuk meminta program try out ke luar Asia tersebut. Sebagai salah satu atlet yang mendapatkan beban meraih medali dalam Asian Games mendatang, dirinya jelas membutuhkan referensi lawan yang ada di atas perenang Asia.
Dan, itu hanya bisa didapatkannya jika mengikuti pertandingan di luar Asia, baik itu di Eropa, Amerika Serikat, ataupun di Australia.

"Kalau ditanya itu, saya pasti bilang, butuh banget. Di sana kan bukan hanya skill, mental dan juga pengalaman pasti akan saya dapatkan. Kalau mau punya prestasi di Asia, ya jangan di Asia juga latih tandingnya," pungkasnya. (JPPN)

Rabu, 08 Januari 2014

FINA ATHLETES OF THE YEAR 2013

Ryan Lochte (USA)
RENANG. After a memorable year in terms of performances, the FINA Family voted for the “Athletes of the Year 2013”, having chosen 11 exceptional competitors in the six FINA disciplines. Organised by the “FINA Aquatics World Magazine”, this selection had a important participation of 674 voters, coming from the FINA National Federations, FINA Committees, media, partners and experts in Aquatic sports.

The results and achievements at the 15th FINA World Championships, held in Barcelona (ESP) from July 19 to August 4, 2013 largely dictated the outcome of the vote, with all the selected athletes leaving the Catalan capital with at least one gold medal. For this fourth consecutive edition of the “FINA Athletes of the Year”, High Diving was included for the first time in the vote, after its inclusion in the programme of the FINA World Championships.

The list of the FINA Athletes of the Year 2013 is:

SWIMMING
Men: Ryan Lochte (USA)
2013 World champion in the 200m back, 200m IM and 4x200m free; 2013 World silver medallist in the 4x100m free. FINA Athlete of the Year in 2010 and 2011.

Women: Katie Ledecky (USA)
2013 World champion in the 400m, 800m (in a WR time) and 1500m free (in a WR time), and 4x200m free.

DIVING
Men: Chong He (CHN)
2013 World champion in individual and synchronised 3m springboard; 2013 World Series – second in the overall 3m springboard ranking.

Women: Zi He (CHN)
2013 World champion in the 1m and 3m individual springboard; 2013 World Series – winner of the overall 3m springboard ranking.

HIGH DIVING
Men: Orlando Duque (COL)
2013 World champion.

Women: Cesilie Carlton (USA)
2013 World champion.

WATER POLO
Men: Denes Varga (HUN)
2013 World champion, MVP in Barcelona; 2013 World League – silver.

Women: Jennifer Pareja (ESP)
2013 World champion, MVP in Barcelona.

SYNCHRONISED SWIMMING
Svetlana Romashina (RUS)
2013 World champion in solo free, solo technical, duet free and duet technical. FINA Athlete of the Year in 2011.

OPEN WATER SWIMMING
Men: Thomas Lurz (GER)
2013 World champion in 25km and Team event; 2013 World silver medallist in 10km; 2013 World bronze medallist in 5km; 2013 10km Marathon Swimming World Cup – winner. FINA Athlete of the Year in 2011.

Women: Poliana Okimoto (BRA)
2013 World champion in 10km; 2013 World silver medallist in 5km; 2013 World bronze medallist in Team event.


(fina)

Rekor Renang Bugil Pecah

GISBORNE - Sebanyak 745 warga berpartisipasi dalam renang bugil massal di pesisir Gisborne, Selandia Baru. Halaman Daily Mail, Selasa (7/1) menyebut acara renang massal tanpa busana ini berhasil tercatat sebagai rekor baru dalam hal jumlah peserta terbanyak pada Guiness World Record.

Jumlah ini mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh acara sejenis di pantai Playa El Playazo, Vera, Spanyol bulan Juli tahun lalu. Saat itu sebanyak 729 pria dan perempuan dewasa  ramai-ramai bugil dan berendam di pantai.

Kegiatan ini sendiri merupakan bagian dari BW Sumer Festival  yang turut diselenggarakan oleh New Zealand Radio Network dan The Age. Bagi Selandia Baru ini adalah upaya pemecahan rekor kedua kali setelah tahun lalu acara serupa tercatat di museum rekor. Kala itu terdapat 506 peserta sebelum dikalahkan oleh bugil masal di Spanyol.

‘’Saya sampai tidak percaya ada banyak orang yang mau untuk melepaskan busana,’’ ujar  Dena Roberts, salah seorang panitia kepada TVZ.


‘’ Gambar dari 745 warga tanpa busana di lautan adalah suatu hal yang tidak terlupakan untuk sementara ini,’’ imbuhnya. (jpnn)

Rabu, 01 Januari 2014

Duel In The Pool 2013: USA edge dramatic

RENANG. USA won a thrilling tie-breaker to retain their title in dramatic circumstances at the 2013 Speedo Duel In The Pool in Glasgow.

With the scores level at 131-131 after all scheduled events, the Americans needed a world record 1:37.17 to out-touch the European Allstars by just 0.2 seconds in the deciding 4x50m Mixed Medley Relay to claim an extra point and win the event, overcoming a 68-52 overnight deficit. 

Home favourites Fran Halsall (50m Freestyle) and Sophie Allen (200m Individual Medley) both picked up individual wins for the Europeans while Mireia Belmonte added wins in the 800m Freestyle and 200m Butterfly to her two victories from the opening night.

But the Americans would not be dropped and pulled themselves back into the contest with a sweep of the men’s events, Conor Dwyer leading the way with a double over 200m Free and 200m IM.

Eugene Godsoe and Jimmy Feigen claimed full points in the 100m Backstroke and 50m Freestyle respectively while Michael McBroom (800m Freestyle), Kevin Cordes (100m Breaststroke) and Tom Shields (200m Butterfly) set American records on the way to victory.

Shields combined with Feigen, Anthony Ervin and Cullen Jones to force a tie-breaker with victory in the 4x100m Freestyle Relay before Godsoe, Cordes, Claire Donahue and Simone Manuel delivered in the final race.

And World Short Course medallist Shields admitted the 2013 Duel In The Pool was a meet he wouldn’t forget in a hurry.

“That was such a fun event and really cool to watch Eugene, Kevin, Claire and Simone just pull it out at the end there,” said Shields. 

“I knew the 4x100m Free would be pretty close so I knew I’d have to race pretty hard. I don’t know what did it for us in the end but I just kept my head down and tried my best.
“It’s been one of the most fun meets I’ve ever been at. To do a Duel meet in a championship format is really fun and I’m so thankful I got the nod to be invited to this meet. It was a great atmosphere and there was real electricity on both days so it was really fun for all our team.” 

Halsall endured an emotional rollercoaster on the night, landing full points in the 50m Freestyle, then combining with Michelle Coleman, Jeanette Ottesen and Femke Heemskerk to take women’s 4x100m Freestyle in a world record 3:27.70 as the Duel came to its conclusion.
She returned just minutes later, anchoring the European 4x50m Mixed Medley Relay quartet alongside Chris Walker-Hebborn, Damir Dugonjic and Ottesen.
And while the Europeans missed out on their first Duel crown by less than half a second, the Brit insisted the Allstars would leave Glasgow with their heads held high.

“It’s been a tough day,” admitted Halsall. “We were ahead but we knew it was going to be touch and go as to who would win. 
“It came down to the Freestyle relays and the girls really got together as a unit and swam really well and broke the world record. That was fantastic to be a part of and I was really buzzing after that.
“I knew I’d have to calm back down and get ready for a swim-off and that was hard and emotional but so great to be a part of and I really enjoyed it. 
“Standing up as a European team and being that close to the Americans with so many people behind you is something I will be proud of for a long time.”
After raising the roof with 200m Breaststroke victory on the opening day, Olympic silver medallist Michael Jamieson was a star attraction again, breaking the British record but narrowly missing out on points as he clocked 57.52 for fourth in the 100m Breaststroke.

There were also British records for Sophie Allen in the 100m Breaststroke (1:05.39) and 200m Individual Medley (2:05.90) while Jazz Carlin touched third with a Welsh record 8:12.01 in the 800m Freestyle.
And Jamieson, who will return to Tollcross in April next year for the 2014 British Gas Swimming Championships, admitted he could have no complaints with his form on his international homecoming.

“I’m really happy with my swim tonight,” said Jamieson. “That’s 0.3 faster than my time at Europeans last week which is a new British record so I’m delighted.
In a strange way I knew I had a bit left and was capable of that British record today.
“I don’t have the speed that those other guys have over 100m Breast and can’t match those tall guys over the front half.

“But the atmosphere here tonight was amazing again and it’s so good to have so many people and this kind of coverage.

“As good as last night was, I had it in my legs to go faster. In a strange way I knew I had a bit left and was capable of getting that British record again today.