Selasa, 29 Oktober 2013

Renang Malaysia Tanpa Dua Kekuatan Utama

KUALA LUMPUR, RENANG — Malaysia menetapkan 14 atlet renang ke SEA Games Myanmar, Desember mendatang, tanpa menyertakan atlet veteran Siow Yi Ting dan atlet muda Ian James Barr.

Yi Ting, peraih medali emas di SEA Games Palembang 2011 lalu, telah mengajukan surat pengunduran diri kepada federasi renang Malaysia. Sementara itu, Ian James Barr, peraih emas di pekan olah raga Malaysia (Sukma), baru saja menjalani operasi tulang.

Barr, 18, menjalani operasi  karena adanya tulang tumbuh yang mengancam kelangsungan kariernya. Ia diharuskan beristirahat dari latihan berat selama enam bulan.

Yi Ting meraih dua medali emas di nomor 100 dan 200 meter gaya dada di ajang SEA Games Pelembang 2011 lalu. Absennya perenang veteran ini membuat Malaysia harus berharap pada Christina Loh serta perenang pendatang baru, Nadia Adrianna Redza.

Christina Loh meraih medali emas nomor 50 meter gaya dada di Palembang. Namun di arena SEA Games Myanmar, nomor 50 meter tidak diperlombakan.

Untuk menggantikan posisi Ian James Barr, Malaysia kini berharap pada Tern Jian Han yang akan turun di nomor 100 dan 200 meter gaya punggung.

Namun, Malaysia boleh berharap dengan kembalinya perenang veteran lainnya, Daniel Bego yang absen di Palembang karena cedera bahu. Daniel Bego meraih lima medali emas di SEA Games Laos pada 2009 lalu.

Berikut daftar atlet renang Malaysia:
Putera: Yap See Tuan, Daniel Bego, Lim Ching Hwang, Kevin Yeap, Shaun Yap, Wong Fu Kang, Tern Jian Han, Vernon Lee, Welson Sim.
Puteri: Khoo Cai Lin, Christina Loh, Nadia Adrianna Redza, Yap Siew Hui, Erika Kong. 

(Kompas.com)

Minggu, 20 Oktober 2013

Pelatnas Masuki Persiapan Terpenting Jelang SEA Games

JAKARTA, RENANG - Para atlet pelatnas akan memasuki persiapan terpenting, delapan pekan jelang berlangsungnya SEA Games di Myanmar, Desember mendatang.

Menurut pelatih nasional Albert C. Sutanto, para atlet yang kini mempersiapkan diri secara terpisah di beberpa tempat, seperti Jakarta dan Bandung serta luar negeri memang belum berada pada kondisi puncak.

"Kita masih punya waktu sekitar dua bulan jelang SEA Games, jadi kita sekarang tahapannya adalah persiapan secara desentralisasi pada pelatnas di daerah-daerah sebelum kita melakukannya secara terpadu," kata Albert di Jakarta, Minggu (20/10/2013).

Pelatnas secara terpadu direncanakan akan berlangsung di hotel Seruni, Cisarua, Bogor mulai 10 November mendatang. "Semua atlet renang, kecuali yang di luar negeri, akan mengikuti pelatnas di Seruni selama sekitar sepuluh hari. Setelah itu mereka kembali ke daerah masing-masing sebleum kita berangkat pada 5 Desember ke Myanmar," kata Albert.

Menurut Albert, pelatnas bersama di Seruni ditujukan untuk kebersamaan atlet dan pelatih nasional, sekaligus aklimatisasi cuaca di Myanmar. "Diperkirakan cuaca Myanmar pada pertengahan Desember akan sedingin daerah Bogor-Puncak. Jadi persiapan di Seruni menjadi semacam simulasi yang menguntungkan," katanya lagi.

Sebelum pelatnas terpadu di Seruni dilakukan, beberapa atlet pelatnas akan mengikuti lomba termasuk di luar negeri. "Beberapa atlet seperti Raina Saumi, Ricky Anggawijaya dan lainnya akan memperkuat tim pelajar Indonesia ke ajang Asian School Swimming Championships di Makau, China dari awal hingga 7 November mendatang," kata Albert. "Setelah itu mereka akan mengikuti pelatnas di Seruni," katanya.

Sementara atlet Jawa Barat, Monalisa Areiswaty Lorenza yang juga masuk dalam tim ke Makau mengundurkan diri untuk mempersiapkan diri mengejar target ke SEA Games. "Mona memang menjadi satu yang dibebani target meraih satu dari 6 medali emas incaran kita di Myanmar," ungkap Albert.

Menurut Albert, dalam waktu yang semakin sempit, ini tim pelatih nasional akan berusaha memperbaiki kekurangan para atlet. "Soal peningkatan stramina, kita hanya akan berusaha membawa mereka ke kondisi puncak mereka di Myanmar. Namun yang terpenting adalah perbaikan-perbaikan kecil soal teknik mereka," lanjut Albert.

Pelatnas Jakarta dipusatkan di kolam renang Cikini antara lain Gde Siman Sudartawa, Guntur Pratama Putera, Alexis Wijaya Ohmar, Dennis Tiwa,  Raina Saumi, Kahriana Mella, dan Ressa Kania Dewi. Sementara di Bandung,  Triady Fauzi, Monalisa, Jessy V. Yosaputra, dan Ricky Anggawijaya.

Di samping pelatnas dalam negeri beberapa atlet renang lainnya mempersiapkan diri di luar negeri: Glenn Victor dan Roderick Luhur di Singapura, Indra Gunawan di Hongaria dan Patricia Yosita Hapsari di AS. (Kompas.com)

Jumat, 18 Oktober 2013

Bandung Akan Miliki Stadion Renang Taraf Internasional

BANDUNG, RENANG — Kabupaten Bandung akan membangun kolam renang bertaraf internasional dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah PON XIX/2016 yang berlokasi di sekitar Kompleks Stadion Si Jalak Harupat Soreang.

"Lahannya sudah siap sekitar enam hektar dan rencananya kolam renang itu akan berkualifikasi internasional, siap menggelar pertandingan berkelas nasional ataupun internasional," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Ahmad Djohara di sela-sela pembukaan Sepak Bola Piala Bupati Bandung di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Menurut Ahmad Djohara, di sekitar Kompleks Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, terdapat lahan dan sebagian telah digunakan untuk sejumlah fasilitas olahraga.

Saat ini, kata Ahmad Djohara, belum ada fasilitas olahraga renang bertaraf internasional.

"Kolam itu akan dilengkapi dengan fasilitas tribune yang bisa menampung ribuan penonton serta fasilitas pertandingan yang modern dan serba digital sehingga benar-benar siap menjadi tuan rumah PON XIX/2016," katanya.

Saat ini, rencana tersebut masih terus dalam pembahasan. Pembangunannya akan dilakukan dengan anggaran berbagi antara Kabupaten Bandung dan Pemprov Jawa Barat.

"Anggaran pembangunannya direncanakan dilakukan secara sharing dengan Pemprov Jabar. Rencana ini terus kami matangkan dan dibahas," katanya.

Ia menyebutkan, Kompleks Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, akan menjadi salah satu tempat untuk menggelar pertandingan PON XIX/2016 sekaligus menjadi kompleks olahraga terbesar di Kabupaten Bandung.

Bila terlaksana, maka kolam renang itu akan menjadi kolam renang bertaraf internasional pertama di Jawa Barat yang dibangun secara indoor sehingga bisa digunakan untuk menggelar pertandingan tanpa terpengaruhi kondisi hujan.

"Semuanya akan indoor. Bagian atasnya ditutup sehingga bisa menggelar pertandingan tanpa terganggu kondisi cuaca hujan sekalipun," katanya.

Pasca-PON XIX/2016, kolam tersebut akan dirawat dan khusus untuk latihan dan pembinaan atlet. Dalam arti, kata dia, kolam itu tidak akan dibuka untuk umum. (antara)

Kamis, 03 Oktober 2013

Usai ISG, Renang Tingkatkan Kemampuan di Bogor

Jakarta, RENANG-Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia akan melakukan pemusatan latihan di kolam renang Seruni, Bogor, Jawa Barat, mulai 16 Oktober hingga akhir November 2013. Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PRSI, Heru Purwanto, dipilihnya Bogor sebagai tempat pemusatan pelatihan untuk mengantisipasi suhu di Myanmar.

“Suhu kolam di SEA Games Myanmar nanti diperkirakan di bawah 20 derajat Celsius,” kata Heru, Kamis, 3 Oktober 2013. Heru mengatakan daerah Bogor cukup mewakili kondisi suhu di Myanmar nanti. Dengan menghabiskan waktu latihan selama dua bulan di daerah dingin, Heru berharap penampilan anak asuhannya nanti tidak terkendala suhu.

Tak hanya berlatih di suhu rendah, kemampuan teknik dan stamina 20 perenang yang menghuni pemusatan latihan nasional pun akan diperbaiki. Dari penampilan di Islamic Solidarity Games pekan lalu, beberapa perenang Indonesia mesti memperbaiki tempo kecepatan dan teknik berbalik. “Kalau dari catatan waktu rata-rata sudah mengalami peningkatan,” kata Heru.

Hal yang sama diucapkan oleh kepala pelatih pelatnas renang, Hartadi Noertjojo, yang menilai catatan waktu perenang pada nomor putra sudah meningkat. “Itu bisa dilihat dari Triady Sidiq yang memecahkan rekor nasional di nomor 50 meter dan 100 meter gaya bebas,” ujar Hartadi.

Rekornas 100 m gaya bebas Triady pecah ketika ia turun pada nomor estafet 4 x 100 m gaya bebas. Ia mencatat waktu tercepat 50,42 detik. Rekor sebelumnya dipegang, pada nomor yang sama, atas nama Richard Sambera, yaitu 50,80 detik.

Meski Triady mampu memecahkan rekor nasional, dari sisi teknik, kemampuan peraih tiga emas di Islamic Games ini masih harus diperbaiki. Menurut Hartadi, pada awal lomba Triady terlihat cepat. Namun, begitu mendekati garis finis, justru kecepatannya menurun. “Dua bulan ini untuk memperbaiki yang kurang di ISG kemarin,” ia berujar.

Hartadi melanjutkan, penampilan para perenang Indonesia di ISG memang tidak dituntut untuk maksimal. Pasalnya, ISG bukan sasaran utama PRSI. “Kami ingin menjaga puncak penampilan para atlet. Targetnya di SEA Games nanti mereka tampil maksimal,” kata Hartadi.

Mengomentari Malaysia yang mampu menjadi juara umum dalam ISG, Hartadi menyebutkan hal itu tidak lepas dari ciamiknya penampilan pada nomor putri. Sementara nomor putri Indonesia, ucap Hartadi, masih di bawah Malaysia. Tak hanya nomor putri, Malaysia juga unggul pada nomor-nomor jarak jauh dan nomor ganti putri. “Itu memang bukan nomor incaran kami,” kata dia. (TEMPO.CO)